Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais menceritakan pengalamannya sebagai korban aksi teror. Pada November 2014 lalu, mobil Toyota Harrier miliknya ditembak orang tak dikenal. Mobil itu ditembak di sisi kanan bagian belakang hingga menembus jok bagian belakang.
Mobil bernomor polisi AB 264 AR itu ditembak saat sedang berada di parkiran rumahnya, Jalan Pandeansari, Condongcatur, Depok, Sleman.
Di ruang tamu kediamannya yang di Jakarta, kepada wartawan CNN Indonesia.com, Christie Stefanie dan Basuki Rahmat, Amien Rais menyampaikan pandangannya tentang terorisme, trauma, dan aksi teror yang terjadi di kawasan Thamrin Jakarta pada 14 Januari 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana sebenarnya cerita penembakan waktu 2014 lalu?
Kalau saya ini
complicated sekali. Jadi teror ini memang fenomena dan sangat misterius. Saya tidak punya lawan dan musuh. Saya bukan pebisnis, kalau bisnis mungkin saya punya lawan bisnis, merasa tersaingi. Saya juga biasa saja.
Saya cuma punya pendirian seperti ini dan saya konsekuen. Rupanya ada orang yang tidak senang. Jam dua pagi ada orang, tembak tengki mobil saya tapi meleset. Kalau kena tangkinya, itu terbakar. Allah masih melindungi.
Kemudian, saya lapor Kapolda. Setelah satu setengah bulan dia mengatakan 'Maaf Pak Amien tidak ditemukan (penembaknya)'. Ya sudah saya bilang tidak apa-apa. Masa saya harus terus tanyakan kenapa tidak bisa ketemu?
Sejak kapan tinggal di rumah itu?
Sejak dulu. Semenjak saya balik dari Amerika hingga sekarang.
Dulu beli rumah itu harganya berapa?
Jadi dulu, tahun 1972 saya ke Amerika. 1974 awal, saya kembali masih kontrak rumah. 1975 saya ke Amerika lagi. Tahun 1980 saya pulang dengan istri saya.
Waktu saya di Amerika itu, adik saya mengatakan dosen-dosen visual UGM boleh membeli tanah 50 meter per kavling, harganya Rp250 ribu. Saya katakan, sudah kalau begitu jual yamaha bebek saya. Kan sudah separuh, separuhnya lagi nanti saya bisa menutup. Jadilah sepetak tanah 500m2 dengan Rp250 ribu. Jadi saat itu dua yamaha bebek.
Sekarang itu sudah Rp5 juta satu meter, itu pun kalau ada yang jual. Namun sekarang tak ada yang jual. Jadi begitu.
Ada trauma dari insiden itu? Apakah ada upaya meningkatkan pengamanan?Ya ada (upaya meningkatkan pengamanan). Dulu tidak ada CCTV, sekarang ada. Tapi kalau soal meningkatkan kewaspadaan bagaimana? Orang saya ini kemana-mana juga tidak dikawal, hanya dengan sopir bertiga. Ke pengajian, shalat subuh, Jumatan, ke luar kota, Muhammadiyah ya begitu saja.
Aksi teror yang pernah terjadi. termasuk ke keluarga?Tidak ada. Hanya penembakan 2014 itu.
Pandangan Anda terkait aksi teror di Thamrin?Nah jadi ini memang misteri. Saya setuju dengan Pak Sutiyoso (Kepala BIN), memang teror ini tidak mudah. Kapan dia menyerang, tidak ada yang tahu. Seperti gempa bumi. Tiba-tiba gempa tektonik dan abu vulkanik kan. Gejalanya pun begitu. Tapi tetap saja. Kita jangan gampang saja menyalahkan BIN, polisi, tentara. Ini memang sulit.
Perancis intelnya lebih unggul, Skotlandia, Inggris CIA-nya bahkan lebih unggul dari pada BIN, tetap kebobolan. Jadi menurut saya, kita tidak perlu terlalu memojokkan.
Bagaimana menurut Anda terkait aksi #KamiTidakTakut pasca teror di Thamrin?Menurut saya begini, reaksi kita hanya separuh #Kamitidaktakut. Itu sudah betul. Tapi ini kan seperti menantang, kami tidak takut jadi seolah-olah kalau belum takut kan bisa diulangi lagi, itu kan mereka (peneror) bisa seperti itu.
Mestinya setelah itu ada, pimpinan nasional, ketua MUI, tokoh partai dan bangsa itu tidak usah ragu anak bangsa yang kebetulan menjadi teroris atau berpotensi menjadi teroris, ingatlah anda punya orang tua, saudara kandung, ipar, menantu kalau saudara, orang tua anda yang kena teror bagaimana perasaan anda? Imbaulah dengan dalil-dalil keagamaan dan kemanusiaan. Mudah-mudahan, mereka (peneror) masih manusia, bukan setan. Kemudian berpikir "Kami sudah melakukan kesalahan".
Saya pikir dalam hal ini Pak Sutiyoso saya kasih nilai sembilan. Dia bisa melunakkan din minimi tokoh aceh yang nekatnya bukan main itu, telepon-teleponan. Untuk dapatkan nomor teleponnya saja itu tidakmudah, kemudian pergi ke sarangnya itu dengan dua ajudan. Ternyata setelah disentuh hati nuraninya, dia kembali dan seluruh pasukannya itu meletakkan senjata api dan pedangnya.
Saya kira belajar dari sini, kita tahu bahwa teroris itu masih manusia bukan iblis. Kalau iblis dan setan memang tidak bisa disentuh. Tapi manusia itu masih bisa disentuh nuraninya, dan menangis.
Apa yang Anda sarankan ke pemerintah dan masyarakat untuk hal ini?Yang penting, bagaimana kita bersatu. Apabila ada yang mencurigakan di kampung, ya cepat dilaporkan. Di pesawat juga. Yang penting kita saling mendukung.
Yang kedua adalah teroris kan membunuh orang tidak berdosa. Kalau memang sudah kena orangnya, cepat dihabisi. Jadi, sesuai dengan hukum kitab suci itu orang bunuh ya harus dibunuh. Tapi sebelum dibunuh harus betul betul memang dia sebagai biang dan pelakunya. Jangan sampai salah tangkap.Terpenting jangan sampai dibiarkan.
Apalagi negara kita ini belasan ribu pulau, berserak, dan kota besar di mana-mana. Dengan senapan kecil dan ledakan saja, sudah goncang kita. Apalagi kalau sampai ada bom Bali muncul lagi, akan kacau balau kita. Karena itu sarannya, ada yang tegas tapi soft approach.
Simak lanjutan wawancara Amien Rais pada bagian berikutnya.Amien Rais: Mudah-mudahan Hanafi Melanjutkan Obor Saya (5) (obs/obs)