Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, belum bisa ditanggulangi karena pompa airnya belum selesai dikerjakan. Basuki menegaskan terlambatnya pembangunan pompa diakibatkan perseteruan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Menurut Basuki, seandainya pompa air bisa dikerjakan pada Juni 2015 maka saat ini pompa sudah bisa digunakan untuk tanggulangi banjir. Namun karena saat itu terjadi keributan antara Pemprov DKI dan warga Kampung Pulo maka pengerjaannya terlambat.
"Coba saat itu tidak ribut dengan saya, kalau saya kerjakan dari Juni maka sudah selesai," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok, sapaan Basuki mengungkapkan keberadaan pompa permanen bisa benar-benar mengurangi bahkan mencegah banjir terjadi di Kampung Pulo. Namun karena pompanya belum selesai, maka Pemprov DKI perlu memikirkan cara lain untuk setidaknya mengurangi tinggi banjir di sana.
Salah satu cara yang dilakukan adalah membentuk pintu-pintu air di sepanjang tanggul yang saat ini dibangun di Kampung Pulo. Saat ini sudah ada lima pintu air yang dibentuk untuk menyalurkan air banjir ke kali di sekitar Kampung Pulo.
"Pintu air ini dibuat agar saat air sedang pasang airnya tak masuk ke dalam Kampung Pulo," kata dia.
Meskipun keberadaan pintu air sedikit mengurangi tinggi air, Ahok tetap mengharapkan pompa air di Kampung Pulo segera selesai pengerjaannya. Pintu air yang sekarang ada hanya berfungsi mempercepat turunnya air di Kampung Pulo tanpa memberikan solusi tidak banjir.
Dan sembari menunggu selesainya pompa permanen, Ahok memerintahkan agar di Kampung Pulo disediakan juga pompa mobile yang bisa dipindah-pindah.
"Minimal banjir Kampung Pulo bisa lebih cepat surut karena ada pompa, dan jika nanti sudah ada pompa permanen tak akan ada banjir sama sekali," ujar Ahok.
(bag)