Pompa Banjir DKI Jakarta Masih Dipenuhi Sampah

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2016 20:30 WIB
Dinas Tata Air DKI Jakarta menyatakan salah satu masalah utama dalam pencegahan banjir di Jakarta adalah pompa air yang masih dipenuhi sampah.
Warga memancing di makam yang terendam air, di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir yang terendam banjir, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan salah satu masalah utama dalam pencegahan banjir di Jakarta adalah pompa air yang masih dipenuhi sampah. Akibatnya, pompa tidak bisa bekerja maksimal dan banjir pun tidak terhindarkan.

"Misalnya di daerah Waduk Pluit. Kalau masalah pompa air tidak lepas dari yang namanya sampah," kata Teguh saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Senin (1/2).

Selain sampah, Teguh juga mengeluhkan minimnya perawatan terhadap pompa air yang hanya digunakan saat musim hujan tersebut. Padahal, kata Teguh, pompa air secara maksimal hanya digunakan selama empat bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama delapan bulan sisanya mungkin dibiarkan begitu saja tanpa pemeliharaan. Seharusnya tidak menunggu musim hujan datang baru diaktifkan dan dirawat. Setahun ini semua pompa harus perawatan," katanya.

Saat ini, Teguh mengatakan total mesin pompa di Jakarta berjumlah 451 unit, sedangkan rumah pompa berjumlah 150 buah. Ia mengatakan sekitar 10 persen dari jumlah pompa tersebut telah rusak.

"Tahun ini semuanya kami benahi. Mesin-mesin yang tua akan kami ganti semuanya. Sementaa yang rusak akan diperbaiki dan yang aktif harus dirawat," katanya menegaskan.

Kendati demikian, Teguh menyatakan secara pribadi berharap semua mesin pompa yang tua bisa diganti dengan yang baru. Apalagi, kata Teguh, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menginstruksikan agar semua pompa air bisa berjalan efektif tahun ini.

"Nantinya kalaupun tidak dianggarkan, kami masih punya (anggaran) di APBD Perubahan. Inventarisasi sudah kami dapatkan, tinggal bagaimana pelaksanaannya. Yang jelas, tahun ini semua (mesin pompa) harus jalan," tuturnya.

Ia pun berharap semua rumah pompa air bisa diawasi oleh CCTV. Saat ini, dari 150 rumah pompa, baru ada sekitar 30 rumah pompa yang terpasang CCTV.

"Kami berharap tahun ini semua rumah pompa bisa dipasangi CCTV. Namun, kewenangan pengadaan CCTV bukan di kami, melainkan di Kementerian Komunikasi dan Informatika," katanya.

Sebelumnya, Ahok juga telah meminta para lurah untuk mempersiapkan diri menghadapi puncak musim hujan yang sudah di depan mata.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksikan puncak musim hujan akan terjadi akhir Januari 2016 dan awal Februari 2016. Hal tersebut yang menjadi dasar Ahok dalam memberi instruksi kepada jajarannya.

Ahok mengatakan, salah satu faktor utama dalam menghadapi musim penghujan adalah ketersediaan pompa air di tiap-tiap wilayah. Oleh sebab itu dia meminta para lurah terus memperhatikan kondisi pompa di kawasan mereka.

"Di musim hujan ini saya ingin pastikan semua lurah harus memeriksa (pompa) karena itu wilayah dia," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu pekan lalu. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER