Ahok Yakin Ada yang Lindungi Praktik Ilegal di Kalijodo

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Feb 2016 14:01 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin praktik perjudian dan prostitusi di Kalijodo dilindungi oleh sejumlah pihak tak bertanggung jawab.
Ilustrasi. (Thinkstock/Hlib Shabashnyi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin praktik perjudian dan prostitusi di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, dilindungi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Akibat perlindungan tersebut, kata dia, tak aneh perputaran uang di lokasi itu sangat besar.

Namun begitu, Basuki enggan menuduh dari mana asal oknum-oknum tersebut.

"Saya tak tahu, tapi pasti ada oknum yang terlibat karena jika tak ada, tak mungkin praktik itu bisa bertahan lama," kata dia di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok, sapaan Basuki, meminta masyarakat untuk tidak melihat persoalan Kalijodo sebagai masalah kecil. Menurut dia, peredaran uang haram di Kalijodo sangat besar dan membuatnya patut disebut masalah besar.

Jauh sebelum praktik prostitusi merebak di sana, kata Ahok, praktik perjudian telah lebih dulu mengisi hari-hari warga Penjaringan, Jakarta Utara.

Dengan berbagai kondisi tersebut, potensi resistensi dari masyarakat sangat tinggi jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembongkaran.

"Kemungkinan apa saja bisa terjadi. Mengeruk Ciliwung saja eskavator dibakar," ujar Ahok.
Tak hanya potensi rusuh yang harus diantisipasi Ahok, keinginan membongkar Kalijodo yang dekat dengan gelaran Pilkada 2017 pun perlu dipikirkan. Apalagi Ahok dia berencana maju lagi selaku petahana.

Namun Ahok mengaku tak peduli dengan itu semua. Menurutnya, penertiban di Jakarta tak ada urusan dengan masalah pilkada.

"Saya tak ada urusan dengan pilkada. Penertiban Jakarta jalan terus," ujar Ahok.

Ancam ganti wali kota

Ahok terkesan tak sabar ingin segera membongkar Kalijodo. Namun keinginannya tersebut tertahan oleh Wali Kota Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang ingin lebih dahulu melakukan pendekatan persuasif.

Keinginan persuasif tersebut kurang disambut Ahok. Menurutnya, akan lebih cepat memberikan surat peringatan dibandingkan melakukan persuasif lebih dulu.

Namun karena menghormati usaha anak buahnya, Ahok memberikan waktu bagi para wali kota itu untuk meyakinkan dulu masyarakat setempat.

"Kalau memang (masyarakat) tak mau didekati, maka kami kirim SP (surat peringatan) 1, SP 2, dan SP 3," kata Ahok.

Ahok pun membubuhkan sedikit ancaman pada para anak buahnya. Jika usaha yang mereka lakukan nantinya menemui jalan buntu, Ahok tak segan untuk memecat mereka.

"Pokoknya sudah saya tekankan, wali kota jika tak berani (membongkar Koalijodo) harus diganti," kata Ahok.

Ia menyatakan, pembongkaran Kalijodo penting karena lokasi itu melanggar jalur hijau.
(sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER