Pasca Banjir, Masyarakat Bangka Bangun Jembatan Darurat

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 09:57 WIB
Masyarakat Desa Celuak, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membangun jembatan darurat dari batang pohon kelapa pasca banjir.
Ilustrasi banjir. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Desa Celuak, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membangun jembatan darurat dari batang pohon kelapa pasca banjir melanda kampung mereka.

"Jembatan yang menghubungkan ke Desa Celuak itu putus diterjang banjir, warga bergotong royong membangun jembatan darurat dari batang pohon kelapa agar bisa dilewati," kata Dani, petugas tanggap darurat banjir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dinas Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol), Bangka Tengah, seperti dilansir Antara, Sabtu (13/2).

Ia menjelaskan, pembangunan jembatan darurat tersebut hanya bersifat sementara sambil menunggu pembangunan jembatan secara permanen dari proyek pemerintah daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dani beralasan, pembangunan jembatan tersebut sangat krusial karena bisa membantu aktifitas warga yang terganggu selepas bencana banjir.

"Jika tidak dibangun jembatan darurat maka masyarakat akan terisolasi dan aktvitas sehari-hari jelas terganggu. Untung saja masyarakat berinisiatif membangun jembatan darurat tersebut,” tambahnya.

Tak hanya Desa Celuak, Dani mengatakan saat ini sedang dibangun jembatan yang putus diterjang banjir di Desa Kretak. Pembangunan jembatan tersebut merupakan bantuan BNPB Provinsi Babel.

Berbeda dengan Desa Celuak, jembatan di Desa Kretak terbuat dari bahan besi baja.

"Jembatan di Desa Kretak tersebut dibangun oleh BNPB Babel, materialnya dari besi baja namun tetap bersifat darurat agar akses sementara kembali lancar," ujarnya.

Ia menambahkan, jembatan sepanjang tujuh meter tersebut sebelumnya putus dan amblas diterjang banjir beberapa waktu lalu. Jembatan itu, ujarnya, sangat penting karena merupakan akses utama di desa tersebut.

"Jembatan tersebut sangat penting karena satu-satunya akses masyarakat antardesa di daerah itu,” jelas Dani.

Di samping itu, ia mengatakan debit air sudah surut jauh namun sebagian titik masih terlihat tergenang beberapa sentimeter di lokasi kejadian.

"Sebagian warga ada yang sudah kembali ke rumah, namun ada juga yang tetap bertahan di posko pengungsian karena rumahnya terendam banjir,” tutur Dani.

(ard/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER