Jakarta, CNN Indonesia -- Kolega Ade Komarudin di Partai Golkar, Bambang Soesatyo menilai aduan penerimaan gratifikasi ke Mahkamah Kehormatan Dewan merupakan kampanye hitam. Ade Komarudin merupakan salah satu kader yang akan maju dalam pencalonan Ketua Umum dalam Musyawarah Nasional Golkar 2016.
Bambang mengatakan, laporan itu dimotori oleh salah satu bakal calon Ketua Umum Golkar. Dia mengaku sudah mengetahui pelakunya namun enggan mengungkapkannya ke publik.
"Itu kampanye hitam. Saya menilai permainan makin kasar dalam persaingan caketum golkar jelang Munas awal April mendatang," ujar Bambang Soesatyo melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/2).
Bambang juga merupakan salah satu tim sukses Ade. Ketua Komisi III ini dikenal dengan Ade Komarudin. Sebelum Ade menjadi Ketua DPR, Ade adalah Ketua Fraksi Golkar dan Bambang adalah Sekretaris Fraksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade diadukan ke MKD karena diduga menerima gratifikasi berupa fasilitas pesawat mewah untuk berkeliling. Koordinator Lembaga Advokasi Kebijakan Publik M. Adnan mengatakan pesawat itu milik pengusaha dari Kalimantan.
Menanggapi itu, Bambang pun menjelaskan asal muasal pesawat tersebut. Dia mengatakan dirinya merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan penerbangan PT Kodeco-Jhonlin sejak tahun 2005 hingga saat ini.
"Pesawat milik sendiri kok dibilang gratifikasi. Perusahaan kami bergerak di bidang tambang batubara di Kalsel, angkutan laut, angkutan udara dan alat berat. Jadi apanya yang salah dan apanya yang gratifikasi?" tuturnya.
Karenanya, Ketua Komisi Hukum DPR RI ini mengatakan pihaknya akan melaporkan LAKP ke kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah. Dia mengatakan laporan tersebut nantinya akan disertai bukti-bukti dan fakta hukum yang ada.
"Termasuk calon ketua umum yang bermain kotor. Rermasuk LSM yang melaporkan ke MKD hari ini juga akan kami polisikan," ucapnya.
Dalam laporan ke MKD, LAKP hanya menyerahkan dua lembar foto Ade Komarudin bersama sejumlah kader Golkar seperti Bambang Soesatyo, Titiek Soeharto, Ahmadi Noor Supit, MS Hidayat, Misbakhun dan Firman Soebagyo. Mereka merupakan pengurus Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).
Karenanya, laporan akan diajukan atas nama SOKSI. "Di foto itu ada Mbak Titiek dan MS Hidayat. Kenapa enggak sekalian saja dilaporkan gratifikasi dukungan?" kata Bambang berkelakar.
(sur)