Jakarta, CNN Indonesia -- Walikota Jakarta Utara Rustam Effendi menyatakan pihaknya tidak akan membangun tempat ibadah baru bagi warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, setelah proses penggusuran kawasan lokalisasi tersebut dilakukan.
Rustam mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyediakan tempat ibadah di setiap Rumah Susun yang ditempati oleh warga Kalijodo.
Pernyataan Rustam sekaligus menjawab permintaan dari Jemaat Gereja Bethel Indonesia Kepanduan II yang meminta Pemkot Jakarta Utara untuk menyediakan Gereja baru bagi mereka di sekitar bangunan lama yang akan diruntuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tempat baru sudah ada tempat ibadah tidak perlu lagi dibangun. Di Rusun Marunda ada. Kalo sudah ada, dibangun lagi buat apa," ujar Rustam di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (28/2).
Rustam menuturkan, selain Gereja, di Rusun Marunda juga tersedia bangunan untuk ibadah bagi umat Muslim dan Budha. Untuk agama Hindu dan kepercayaan, kata Rustam bisa dilakukan di dekat Rusun ataupun yang ada di beberapa kawasan di Jakarta.
Lebih lanjut, Rustam berkata, bahwa tidak semua warga Kalijodo pindah ke Rusun yang disediakan oleh Pemprov DKI. Pasalnya, ada warga yang memilih ke kampung halamaannya ketimbang tinggal di Rusun.
"Ini kan sekarang mereka menyebar. Ada yang di Rusun dan ada yang pulang kampung. Jadi tidak diperlukan lagi di lokasi ini ada tempat ibadah. Ditempat baru sudah ada tempat ibadah," ujar Rustam.
Namun, Rustam mengklaim, sebagian besar warga Kalijodo memilh untuk tinggal di Rusun. Pasalnya, dari 202 kepala keluarga, sebanyak 198 KK telah mendaftar.
"Di Jakarta Utara saja yang ke Rusun Marunda ada 198 KK dari 202 KK. Itu belum Jakarta Barat yang di Rusun Pulogebang," ujar Rustam.
Sebelumnya, Pemprov DKI berencana merubah Kalijodo menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal tersebut dilakukan karena Kalijodo dianggap berdiri di atas Zona Hijau yang telah ditetapkan oleh Pemprov DKI.
(pit)