Jakarta, CNN Indonesia -- Politisi Partai Gerindra, Biem Triani Benyamin mengatakan upaya penertiban kawasan Kalijodo yang akan dilakukan dalam waktu dekat merupakan salah satu upaya pencitraan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pandangan ini ia lontarkan mengingat tak ada satu pun pihak termasuk Pemprov DKI Jakarta dapat melarang bahkan menertibkan praktik prostitusi yang terjadi di kawasan tersebut.
"Saya melihat (penertiban Kalijodo) itu karena keterdesakan waktu yang mepet, Ahok mau maju lagi (di Pilkada). Itu pencitraan beliau. Ahok selalu bilang tidak melarang prostitusi, jadi penggusuran Kalijodo itu dengan alasan ruang hijau, bukan prostitusinya," ujar Biem dalam acara diskusi publik di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait upaya penertiban, Biem berpandangan sudah seharusnya Ahok tidak langsung menurunkan aparat guna menertibkan kawasan tersebut.
Alih-alih menertibkan, katanya seorang pemimpin harus menggunakan pendekatan yang humanis dan sosialisasi yang baik kepada masyarakat.
"Bukan dikasih tenggat waktu berapa hari langsung kelar. Itu seperti dia (Ahok) kejar target. Kuncinya kejar target," kata pria yang juga berminat
mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Berangkat dari hal tersebut Biem pun berpandangan kemajemukan warga Ibu Kota sebenarnya malah dapat membuat suatu lokasi digunakan untuk menjalankan usaha seperti perjudian.
Ini dikarenakan di Jakarta terdapat kalangan yang menanggap judi sebagai suatu tindakan yang tidak diharamkan.
"Judi itu haram, tapi ada juga yang berpikir judi itu tidak haram, misalnya
chinese. Ya seperti di Malaysia buat (pusat perjudian) di Genting Highland. Di Jakarta memungkinkan seperti itu," imbuhnya.
(dim)