Jakarta, CNN Indonesia -- Warga DKI Jakarta sedang bersiap menyambut pesta. Euforia pesta politik yang akan dilangsung tahun depan sudah terlihat hari-hari ini. Bukan hanya lewat silang pendapat para elite seperti yang hampir selalu terjadi menjelang perhelatan politik, tapi masyarakat benar-benar terlibat dalam prosesnya.
Adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memiliki daya tarik cukup besar saat ini. Langkah Ahok meminta publik menunjukkan dukungan dengan menyerahkan selembar kartu tanda pendukung (KTP) milik mereka direspons positif.
Berdasarkan data yang dikutip CNN Indonesia dari situs resmi Teman Ahok hari ini, Rabu (2/3), sebanyak 756.313 orang telah memberikan kopi KTP mereka, 3.504 KTP di antaranya diperoleh dalam waktu satu bulan belakangan. Teman Ahok menargetkan, KTP yang terkumpul mencapai 1 juta lembar, jauh di atas persyaratan untuk maju sebagai calon independen yang hanya membutuhkan 500 ribuan lembar KTP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwita Anggiaria, Halim Leonardi Sanjaya, dan Melva Herawati merupakan tiga dari ratusan ribu masyarakat biasa yang telah menyerahkan KTP. Tanpa dipaksa, mereka merelakan kartu identitasnya untuk digunakan sebagai bukti mendukung pencalonan Ahok lewat jalur independen. Sebagai bentuk pertaruhan warga Jakarta agar sang gubernur kembali memimpin Jakarta.
Kepada CNN Indonesia, Dwita mengatakan telah menyerahkan
copy KTP pada November 2015 saat Teman Ahok membuka posko di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan. Apa yang mereka lihat dari sosok Ahok hingga merasa perlu memastikan keterpilihan mantan Bupati Belitung Timur untuk menjadi DKI 1?
Menurut perempuan kelahiran 1985 ini, kepemimpinan Ahok telah mengganggu zona nyaman para pegawai negeri sipil di Jakarta. Para PNS menjadi sangat disiplin dalam bekerja yang juga diganjar dengan penghargaan yang relevan: remunerasi.
“Ayah teman saya kerja di Suku Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya berangkat jam 9 pagi, sekarang jam 5 pagi. Saya juga dapat cerita bahwa banyak peralatan damkar yang diperbarui, ini sangat penting,” kata Dwita.
Namun,
Personal Assistant to Director di PT Smart Tbk ini sangat skeptis terhadap pendekatan yang belakangan gencar dilakukan dua partai politik kepada Ahok. Menurutnya, Ahok tak membutuhkan pinangan partai lantaran jumlah KTP terkumpul telah mendekati target.
“Saya lebih suka Ahok tetap di jalur independen karena saya mau pemimpin saya bebas dari tekanan politik pihak mana pun,” tuturnya.
Jalur Independen vs Dukungan Partai
Berbeda dengan Dwita, Staf Accounting & Finance PT Transwepp Interanasional Halim Leonardi Sanjaya tak menyoalkan kendaraan politik yang digunakan Ahok untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Gubernur Jakarta. Menggunakan jalur independen atau menumpang dukungan partai politik, bagi Halim sama saja.
“Enggak masalah kalau memang harus lewat partai, sama saja. Yang penting jadi gubernur lagi,” kata Halim.
Menurut Halim, dalam memilih calon pemimpin, dia lebih mengedepankan figur ketimbang partai. Dia juga tak khawatir bahwa keberadaan partai politik akan mengganggu independensi Ahok.
“Saya percaya Ahok enggak akan terpengaruh,” tutur pria kelahiran 1983 ini.
Pendukung Ahok lainnya yang telah menyerahkan KTP adalah Melva Herawati. Perawat pada Puskesmas Kemayoran, Jakarta Pusat, ini membenarkan terjadi perubahan signifikan dalam hal kedisplinan PNS di era kepemimpinan Ahok. Satu hal penting yang menurut Melva harus dilakukan Ahok untuk bisa terpilih kembali adalah konsisten dengan janji kampanye dan program kerja.
Terkait kendaraan politik yang digunakan Ahok, Melva juga tak menyoalkan. Meski menurutnya jalur independen akan lebih baik dan menciptakan sejarah baru.
“Tapi mau dari independen atau lewat parpol, yang penting Ahok jadi gubernur sekali lagi,” kata perempuan kelahiran 1981 ini.
Bukan Tanpa Cela
Dukungan bagi Ahok juga disampaikan sejumlah selebriti dan tokoh pengagum Ahok. Sebut saja Iwan Fals, Bimbim Slank, Zazkia Adya Mecca, Dee Lestari, hingga Syafi’i Maarif.
Dalam laman temanahok.com, Syafi’i Maarif mengatakan, “Saya tidak pernah meragukan ke-Indonesia-an Ahok. Terobosan dia bukan hanya soal korupsi saja, tapi ada nilai-nilai yang lain.”
Musisi Iwan Fals menyatakan, senang melihat Ahok yang ceplas-ceplos dan tanpa beban. “Semoga bisa mimpin Jakarta dengan baik sehat terus,” ujar Iwan.
Sedangkan Bimbim menyebut dirinya sebagai fans Ahok dan telah menyerahkan KTP kepada Teman Ahok. “Semua anak Potlot siap dukung, kasih satu juta KTP,” katanya.
Tapi dukungan tokoh, selebriti, hingga masyarakat biasa itu bukan tanpa cela. Ahok tetap tak terlepas dari kritik.
Menurut Melva, Ahok perlu memperbaiki cara dia berkomunikasi dengan publik lantaran tidak semua orang menerima ucapan yang disampaikan dengan nada tinggi atau terlalu keras. “Kan ada masyarakat yang sensitif. Jadi mungkin cara komunikasi perlu diperbaiki,” katanya.
(rdk)