Buruh Demonstrasi Peringati Hari Perempuan Internasional

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 16:11 WIB
para demonstran membawa isu sistem kerja kontrak dan outsourcing serta praktik upah murah menjadikan kaum buruh perempuan menjadi korban yang paling sengsara.
Demonstrasi buruh di Hari Perempuan Internasional, Selasa (8/3). (CNNIndonesia/Resty Armenia).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan buruh perempuan dari berbagai aliansi berdemo dengan menggelar long march di sekitar kawasan Medan Merdeka Barat hingga Istana Kepresidenan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional 2016 yang jatuh pada hari ini, Senin (8/3).

Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos menyampaikan penerapan sistem kerja kontrak dan outsourcing serta praktik upah murah menjadikan kaum buruh perempuan menjadi korban yang paling sengsara.

"Buruh perempuan akan semakin mudah diputus kontrak kerja karena hamil. Upah murah menyebabkan buruh perempuan tidak memperdulikan kesehatan reproduksinya. Kaum buruh perempuan terpaksa harus lembur atau menukar cuti haidnya dengan uang agar mendapatkan tambahan upah," ujar Nining di depan Kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Senin (8/3).
Lebih lanjut Nining menuturkan, hak-hak buruh perempuan hanya sekedar menjadi di atas kertas saja. Hal itu, ucapnya, diperparah dengan semakin banyaknya pengusaha nakal dan pengawasan negara yang sangat lemah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan kaum buruh perempuan menjadi tumbal upah murah dengan adanya diskriminasi upah di sektor padat karya (tekstil, garmen, dam sepatu) yang merupakan unggulan ekspor dan penyumbang devisa negara," katanya.

Nining pun berpendapat, keadaan menjadi semakin buruk ketika tubuh perempuan masif dijadikan obyek pemanis dari barang dagangan, misalnya sebagai iklan, pajangan di pameran-pameran sebagai sales promotion girl (SPG), dan budaya pop yang cenderung menjadikan perempuan sebagai obyek seksual.

Akibatnya, semakin marak terjadi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan. Nining meminta agar pemerintah mampu memenuhi tuntutan-tuntutan buruh perempuan seperti mencabut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, karena itu merupakan sumber diskriminasi upah perempuan.

Selain itu, ia juga mendorong agar ada perlindungan terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan, seperti cuti haid, melahirkan, dan menyusui, serta hak pemeliharaan kandungan.
Selain Konfederasi KASBI, hadir pula ratusan perwakilan dari Parade Juang Perempuan Indonesia. Humas dari kelompok ini, Hesti Widyaningrum, mengatakan bahwa kelompoknya menuntut rezim Jokowi-JK untuk menghapuskan peraturan-peraturan dan syarat-syarat kerja yang diskriminatif karena hal itu telah termaktub di dalam Undang-Undang Dasar 1945.

"Demo ini adalah suatu bentuk upaya kami untuk memutar balik semua janji Jokowi bahwa bukan Nawacita rezim mereka yang berlangsung saat ini, melainkan Nawaduka perempuan Indonesia," ujarnya. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER