Tudingan Ingkar Janji, Ade Komarudin Mengaku Tak Baca Surat

Alfani Roosy Andinni | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 15:36 WIB
Politikus Ade Komarudin menyatakan pernah menandatangani surat pernyataan saat dirinya hendak didaulat sebagai pengganti Setya Novanto di parlemen.
Salah satu kandidat musyawarah nasional Partai Golkar, Ade Komarudin diserang isu ingkar janji mengenai pencalonan dirinya. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko).
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kandidat musyawarah nasional Partai Golkar, Ade Komarudin diserang isu ingkar janji mengenai pencalonan dirinya. Sebuah surat yang diteken Ade berisi perjanjian tidak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar hingga 2019, beredar di kalangan wartawan.

Ada tiga poin dari surat pernyataan tesebut yakni, pertama, Ade berjanji tidak akan ikut memprakarsai pelaksanana Munas Golkar hingga 2019. Kedua, Ade berjanji tak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar hingga 2019. Ketiga, Ade berkonsentrasi penuh menjalankan tugas sebagai Ketua DPR.

Ade yang menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat mengakui pernah menandatangani surat pernyataan saat dirinya hendak didaulat sebagai pengganti Setya Novanto di parlemen. Namun, kata Ade, dia tak membaca surat pernyataan yang diserahkan kepadanya.
Ketika itu, kata Ade, ketua umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical meminta agar Ade berjanji tidak menginisiasi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) hingga 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat rapat Pak Ical bilang: Pak Ade akan kami tetapkan sebagai calon ketua DPR karena semuanya menginginkan. Dan saya mintakan Pak Ade supaya meneken pakta integritas yang isinya adalah Pak Ade tidak boleh inisiasi Munas," kata Ade di Gedung DPR RI, Senin (14/3).

Saat itu kata Ade, desakan pelaksanaan Munas Luar Biasa (Munaslub) sangat kuat. Sehingga saat diminta untuk tidak menginisiasi Munas, dirinya mengaku siap. Ade membubuhi tandatangan setelah rapat pengurus yang menyetujui dirinya menjadi ketua DPR.

Pada saat dia menandatangani, disaksikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Nurdin Halid, Ical, Setya Novanto, dan Idrus Marham.
"Saya disodorin terus saya enggak baca enggak apa pokoknya saya teken. Ada beberapa rangkap. Terus Pak Ical nanya: Kok enggak dibaca De? Ya saya bilang buat apa baca, kan saya udah oke tadi. Saya percaya abang. Yasudah saya teken," tuturnya.

Saat Ade baru menjabat sebagai ketua DPR dan bursa caketum Golkar memanas, Ade juga mengaku ditelpon oleh Ical setelah politikus Partai Golkar Ridwan Bae mengungkap isi pernyataan yang ditekennya itu. Saat itu, Ical tidak membenarkan ucapan Ridwan.

"Pak Ical telpon dari Hongkong terus sampaikan bahwa yang dibilang Ridwan itu enggak bener. Ade boleh mencalonkan. Semua orang punya hak-hak terus saya bilang: Iya bang kan seingat saya abang bilangnya permintaannya tak insiasi Munas ko bs keluar pernyataan lain saya enggak ngerti," ujarnya.
Dia juga mengatakan saat dirinya melakukan deklarasi di Yogyakarta ada beberapa ketua DPD tingkat I dan II yang menanyakan kepada dirinya soal surat pernyataan itu. Sebab, surat tersebut sudah tersebar sampai ke Yogya.

"Saya pikir ini cara-caranya sudah enggak baik. Saya senyum-senyum saja. Ngapain saya marah-marah. Saya jujur apa yang saya lakukan apa adanya," katanya.

Ade juga enggan mengomentari jika surat pernyataan yang beredar tersebut sebuah kampanye hitam untuk dirinya. Menurut dia, setiap kader Golkar boleh mencalonkan diri asal memenuhi persyaratan yang ada dalam AD/ART Golkar. Dan dia yakin sudah memenuhi persayaratan tersebut.
"Asalkan kita sesuai dengan persyaratan PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tak Tercela) kita boleh dicalonkan dan mencalonkan. Dan alhamdulillah saya memenuhi PDLT," katanya. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER