Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Nurdin Halid menyangsikan ketidaktahuan Ade Komarudin yang telah meneken surat pernyataan berisi perjanjian untuk tidak maju menjadi calon ketua umum partai beringin hingga 2019.
"Masak ada petinggi negara tandatangan sesuatu tak tahu isinya. Itu kan sama saja bodoh," kata Nurdin saat dihubungi, Senin (14/3).
Menurut Nurdin, sangat tidak masuk akal Ade Komarudin yang juga menjabat sebagai Ketua DPR tidak membaca dokumen yang akan ditandatanganinya. Apa lagi, dia mengaku juga telah memberitahu kepada Ade isi dari surat pernyataan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masak sebodoh itu menandatangani sesuatu yang sangat prinsip. Boleh saja tidak baca. Tapi isinya tahu dong karena saya kasih tau. Enggak usah
ngeles (berkelit) lah," ucapnya.
Nurdin menilai rakyat akan menertawakan Ade sebagai pemimpin DPR yang seharusnya membaca dan mengkaji apapun saat akan memberikan teken.
"Dia itu pejabat negara. Rakyat nanti tertawa. Kalau dia mengaku tandatangan kenapa mesti berkelit. Bagaimana kalo negara asing sodorkan surat dia tak baca bisa bahaya negara ini," tuturnya.
Nurdin tidak peduli jika memang Ade tidak membaca isi dari surat pernyataan yang telah diteken. Namun dia yakin, Ade mengetahui betul isi dari dokumen tersebut.
Meski demikian, Nurdin mengakui surat pernyataan itu tidak bakal menjadi penghalang bagi Ade untuk maju mencalonkan diri sebagai calon ketua umum Golkar lantaran tidak ada aturan yang mengikat dalam Anggaran Dasar/ Rumah Tangga partai.
"Mau jadi ketum maju saja. Itu tidak jadi penghalang untuk maju. Tidak ada dalam AD/ART. Tinggal nanti DPD menilai, Ini orang bermoral atau tidak," ujarnya.
Surat yang diteken Ade berisi perjanjian tidak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar hingga 2019 itu beredar di kalangan wartawan.
Ada tiga poin dari surat pernyataan tersebut yakni, pertama, Ade berjanji tidak akan ikut memprakarsai pelaksanana Munas Golkar hingga 2019. Kedua, Ade berjanji tak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar hingga 2019. Ketiga, Ade berkonsentrasi penuh menjalankan tugas sebagai Ketua DPR.
Ade mengaku pernah menandatangani surat pernyataan saat dirinya hendak didaulat sebagai pengganti Setya Novanto di parlemen. Namun, kata Ade, dia tak membaca surat pernyataan yang diserahkan kepadanya.
Ketika itu, dia mempercayai arahan dari ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical yang meminta agar Ade berjanji tidak menginisiasi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) hingga 2019.
"Pak Ical nanya: Kok enggak dibaca De? Ya saya bilang buat apa baca, kan saya udah oke tadi. Saya percaya abang. Yasudah saya teken," ujar Ade.
(gil)