Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Kepala Divisi Humas Polri Anton Charliyan yang menyebut Neo Jamaah Islamiyah terkait tokoh lama gembong teroris di Indonesia dibantah Abdul Rahim Baasyir. Anak bungsu Abu Bakar Baasyir menyebut tudingan itu sebagai gaya lama polisi setiap kali menyudutkan ayahnya.
“Mana buktinya. Beliau (Abu Bakar Baasyir) tidak pernah terbukti di pengadilan terkait dengan hal itu (JI). Kesaksian-kesaksian di pengadilan seperti Bom Bali sudah diarahkan polisi,” kata Iim, sapaan akrab Abdul Rahim kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/3).
Iim menyebut Anton sebagai sosok yang tidak paham sejarah. Seharusnya, katanya, tudingan-tudingan keterlibatan ayahnya dalam JI dibuktikan lebih dulu. Polisi dalam hal ini tidak mempunyai bukti. Keterbukaan informasi sebutnya tidak pernah dijelaskan pihak keamanan. “Seharusnya polisi memberi bukti bukan mimpi kayak begini. Kami jadi apriori sebagai rakyat,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Bakar Baasyir saat ini sedang menjalani hukuman badan di LP Pasir Putih, Nusakambangan. Dengan pengawalan maksimum, pengasuh Pondok Pesantren Ngruki, Solo itu ditempatkan dalam sel khusus. “Bahkan di dalam sel ada kamera pengintai. Beliau (ABB) tidak pernah dibolehkan keluar kecuali menerima tamu,” ujar Iim.
Abb menurut Iim diklasifikasikan sebagai narapidana teroris kelas satu yakni yang paling berbahaya. Penggolongan ini katanya diberikan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan yang memberi empat kategori. Menurut Iim, pihaknya sudah mengadukan hal ini kepada Presiden Jokowi. “Melalui Tim Pengacara Muslim Senin (14/3) kemarin,” sebut dia.
Sebelumnya, markas Besar Polri menyebut jaringan Neo Jamaah Islamiyah (Neo JI) terkait tokoh-tokoh lama yang sempat jadi gembong teroris di Indonesia.
"Mereka terkait tokoh Jamaah Islamiyah yang lama seperti ABB (Abu Bakar Baasyir), Imam Samudera, Dr Azhari. Bahkan senjata yang kemarin ditemukan itu warisan dari Pitoyo, pelaku bom Bali," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Markas Besar Polri, Jakarta.
Ketika ditanya apakah ada komunikasi antara Baasyir dan para anggota Neo JI, Anton enggan menjawab. Selain itu, dia juga enggan menjelaskan bagaimana struktur jaringan ini.
"Ini generasi muda dari Jamaah Islamiyah, strukturnya sudah ada kami kantongi, tapi itu dirahasiakan," ujarnya.
Yang jelas, Neo JI, kata Anton, lebih terstruktur daripada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang cenderung lebih memanfaatkan kelompok radikal kecil. Neo JI sudah lebih matang karena lebih dulu mengakar di Nusantara.
(bag)