Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional akan memproses hukum mereka yang menghalang-halangi proses penangkapan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi di Palembang, Sumatera Selatan. Digerebek sejak sekitar pukul 16.00 WIB, petugas baru bisa masuk ke rumah kediaman orang tua Nofiadi pada pukul 22.00 WIB, atau enam jam setelahnya. Penyergapan juga diwarnai pemutusan hubungan arus listrik.
Kepala BNN Provinsi Sumatera Selatan Brigadir Jenderal M Iswandi Hari, Rabu (16/3) mengatakan, BNN pusat sudah meminta BNN Provinsi untuk mengumpulkan data, informasi, dan bukti terkait hal ini. Menurut Iswandi, menghalang-halangi petugas merupakan tindakan pidana.
"Saat penggerebekan, banyak petugas keamanan rumah yang berupaya menghalau meski tidak menggunakan senjata api," kata Iswandi seperti diberitakan Antara.
Adanya insiden mati lampu di sekitar lokasi penangkapan juga akan didalami BNN. Kawasan sekitar rumah orang tua Bupati di Jalan Musyawarah, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang listriknya padam. Namun tidak dengan rumah orang tua Nofiadi di mana ia bersembunyi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Listrik padam pada pukul 16.30 WIB sesaat setelah petugas BNN tiba.Listrik baru menyala setelah PLN ditelepon oleh Kapolsek."Termasuk dengan PLN, BNN akan meminta klarifikasi," kata dia.
Petugas BNN bisa masuk ke dalam rumah milik Mawardi Yahya, ayah Nofiadi sekitar pukul 22.00 WIB dengan cara mendobrak pagar.
Sebelum mendobrak pagar, petugas dihalangi petugas keamanan rumah sekitar 12 orang. Mereka yang menghalangi termasuk Mawardi Yahya yang merupakan mantan Bupati Ogan Ilir. Wakil Bupati Ogan Ilir Ilyas Pandji Alam.
Setelah petugas masuk rumah, terdapat beberapa orang yang berupaya melarikan diri dengan cara memanjat pagar dan bersembunyi di gedung sekolah.
Seorang tersangka Murdani berhasil ditangkap ketika berupaya melarikan diri melalui pagar belakang, dan mengaku menjadi kurir narkoba bagi Bupati Nofiadi.
Dalam penggerebekan itu terdapat 18 orang yang diamankan dan langsung di tes urine, dan lima diantaranya dinyatakan positif termasuk Nofiadi.
Ia bersama empat orang lainnya kini masih menjalani pemeriksaan di Kantor BNN Pusat di Jakarta.
(sur/antara)