Jakarta, CNN Indonesia -- Eksistensi kelompok Teman Ahok dalam mengumpulkan dukungan agar Basuki Tjahaja Purnama bisa maju di Pemilihan Kepala Daerah 2017 lewat jalur independen diklaim semakin kuat. Sayangnya, tak banyak orang mengetahui bahwa modal mereka saat pertama kali "bergerilya" mengumpulkan dukungan terbilang kecil.
CNNindonesia.com berkesempatan untuk bertemu dengan salah satu pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, dan berbincang mengenai bagaimana awal mula perjuangan Teman Ahok untuk mengumpulkan dukungan. Amalia mengungkapkan dana awal atau start up mereka hanya ada di angka Rp500 juta.
Dana itu pun bukan datang dari orang sembarangan, Teman Ahok mengakui sosok Hasan Nasbi sebagai orang yang memberikan uang itu kepada lima founder Teman Ahok, termasuk Amalia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Rp500 juta itu sifatnya pemberian dari perorangan dan bukan atas nama lembaga, Bang Hasan (sapaan Hasan Nasbi) sudah mengkonfirmasi itu," kata Amalia saat ditemui di Sekretariat Teman Ahok, Jumat (18/3).
Amalia menceritakan, uang itu pun sebenarnya bukan sepenuhnya milik Hasan Nasbi melainkan kumpulan dari orang-orang yang Amalia enggan sebutkan. Amalia hanya memastikan dia tahu siapa orang-orang tersebut tapi setelah itu sudah, dia tak mau membukanya ke publik.
Orang-orang tersebut, lanjut Amalia, memberikan kumpulan uang yang berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu Amalia pun tak bisa merinci berapa orang yang memberikan sumbangan hingga terkumpul Rp 500 juta di tangan Bang Hasan untuk selanjutnya dihibahkan ke Teman Ahok.
Sempat ada isu beredar bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi salah satu orang yang ikut "menyumbang" untuk Rp 500 juta tersebut. Namun, Amalia menutup diri dan meminta agar itu dikonfirmasi langsung ke yang bersangkutan.
"Itu harus dikonfirmasi ya (ke Ahok), tapi ada beberapa orang yang saya kenal dan mereka ikut menyumbang," kata dia.
Setelah uang itu berpindah tangan dari Bang Hasan ke Teman Ahok, mereka langsung bergerak untuk bisa sesegera mungkin mengumpulkan formulir dukungan. Terhitung sejak Juni/Juli 2015, Teman Ahok sudah mulai menyebar formulir yang dicetak menggunakan uang segar tersebut.
Amalia mengaku, saat itu Teman Ahok mengunakan setidaknya Rp70 juta hanya untuk mencetak formulir. Sedangkan sisanya digunakan untuk melakukan permak terhadap rumah yang saat ini ditempati Teman Ahok sebagai Sekretariat Teman Ahok.
Dan sebagai catatan, Teman Ahok tidak mengeluarkan uang sedikitpun untuk menyewa rumah yang terletak di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, tersebut. Rumah itu telah disewa oleh Bang Hasan untuk jangka panjang dan Teman Ahok dipersilakan menggunakan itu sesuka mereka.
Setelah memutuskan tak menerima sumbangan uang dari siapapun, Teman Ahok otomatis harus "berjuang" tanpa adanya dana segar. Namun begitu, Amalia menegaskan yang mereka tolak adalah sumbangan dalam bentuk uang, bukan sumbangan dalam bentuk lain.
Bentuk lain yang dimaksud adalah sumbangan tenaga hingga logistik yang ujung-ujungnya bisa menghasilkan uang agara Teman Ahok bisa tetap hidup untuk mengumpulkan dukungan terhadap Ahok.
Salah satu hasil dari "sumbangan" dalam bentuk tenaga atau logistik adalah berbagai merchandise yang menunjukkan masyarakat telah memberikan dukungan mereka terhadap Ahok. Merchandise yang tersedia di Teman Ahok di antaranya adalah kaos, gelang, kalender, hingga gantungan kunci.
Amalia menjelaskan merchandise itu awalnya dibuat untuk menarik dukungan dari masyarakat yang lalu lalang di pusat perbelanjaan di Jakarta. Sebagai catatan, Teman Ahok membuka ratusan posko di kelurahan dan booth di lima hingga enam pusat perbelanjaan di Ibu Kota.
"Sekarang ini penjualan merchandise di mall sedang hebat-hebatnya, bahkan saking hebatnya kami mulai menerapkan sistem pre-order," kata dia.
Bukan bualan semata, Amalia membuka fakta bahwa omzet yang diterima Teman Ahok dari penjualan merchandise bisa mencapai Rp3 miliar per bulan. Mayoritas, uang yang terkumpul berasal dari penjualan kaos atau baju berkerah.
Di Februari 2016 saja, Amalia mengungkapkan Teman Ahok bisa menjual hingga 30 ribu kaos yang harga satuannya adalah Rp100 ribu saja. Dengan hitung-hitungan itu, tak salah jika Teman Ahok mengklaim mendapatkan omzet hingga Rp 3 miliar.
"Rp 3 miliar itu hanya dari penjualan kaos saja, belum dari penjualan merchandise yang lain," kata Amalia.
Namun, Amalia mengaku sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menceritakan berapa besar perputaran uang yang ada di Teman Ahok. Semuanya, lanjut Amalia, akan dibuka sebelum masa pendaftaran calon independen dibuka pada Agustus 2016 mendatang.
"Kami dulu punya tim audit yang membantu tapi sekarang hanya ada bendahara yang menulis kas masuk dan keluar saja," ujarnya.
"Maka dari itu untuk detilnya akan kami umumkan sebelum menyerahkan semuanya ke KPU, pasti akan kami buka."
Selain sumbangan seperti itu, Amalia mengatakan bahwa sumbangan dalam bentuk kertas atau formulir dukungan menjadi salah satu yang paling penting di waktu sekarang. Apalagi ditambah fakta bahwa mereka harus mengulang penyebaran dukungan lantaran Ahok sudah memilih calon wakil gubernur, maka mau tidak mau pencetakan formulir harus dilakukan.
Amalia menjelaskan pernah satu ketika ada orang yang memberikan 1600 rim kertas untuk dijadikan formulir dukungan dan akhirnya disebarkan ke masyarakat. Jumlah itu berbanding delapan kali lipat dari jumlah kertas yang dikeluarkan Teman Ahok selama ini yang hanya 200 rim saja.
Menurut dia, dukungan atau sumbangan apapun selama bentuknya bukan uang akan diterima dengan tangan terbuka oleh Teman Ahok. Satu syarat yang ditetapkan pada para pemberi sumbangan hanyalah sumbangan-sumbangan itu harus jelas asal-usulnya dan jangan sampai memberatkan langkah Teman Ahok ke depan.
Dan meskipun Teman Ahok harus memulai dari awal pengumpulan formulir, mereka yakin di akhir Mei atau awal Juni 2016 jumlah dukungan untuk Ahok bisa memenuhi target, yaitu satu juta dukungan.
"Bahkan kami menargetkan lebih," ujarnya.
(pit)