Jakarta, CNN Indonesia -- TNI Angkatan Darat masih mencari kotak hitam helikopter Bell 412 EP bernomor lambung HA-5171 yang kemarin jatuh di Poso Pesisir Selatan, Sulawesi Tengah. Musibah helikopter itu menewaskan 13 prajurit TNI AD.
“Kotak hitam sedang dicari untuk mengetahu sebab-sebab pasti (jatuhnya helikopter). Tim Investigasi sedang bekerja,” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Palu, Sulawesi Tengah, pagi ini, Senin (21/3).
Gatot berada di Palu untuk menyambangi keluarga korban musibah helikopter tersebut. Dia mewakili Presiden Jokowi yang menyampaikan belasungkawa atas gugurnya para perwira TNI dalam tugas mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno menyatakan mengatakan ada saksi mata menjelang jatuhnya halikopter tersebut. “Dari kesaksian warga bernama Aco, ia melihat petir menyambar helikopter. Helikopter kemudian jatuh dan terbakar,” kata Ronny dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Kecelakaan itu, menurut Ronny, terjadi pukul 17.55 WITA di kebun milik seorang warga setempat, Arsyad, yang terletak di Dusun Pattiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.
“Di atas perkebunan di Kasiguncu itulah terjadi kecelakaan,” ujar Ronny.
Salah satu penyebab sementara jatuhnya helikopter itu, menurut Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana Kolonel I Made Sutia, ialah cuaca buruk.
Dugaan faktor cuaca buruk itu diamini pula oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman dalam konferensi persnya di Markas Besar TNI semalam.
Tiga belas prajurit TNI yang menumpangi helikopter itu sedang menjalankan tugas rutin di Poso bersama Polri terkait Operasi Tinombala. Operasi Tinombala dimulai awal tahun ini, 10 Januari, dan menargetkan menangkap teroris Santoso dalam 60 hari.
(antara/agk)