Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra mengklaim mendapat dukungan dari Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkait idenya yang menginginkan hanya ada dua pasangan calon dalam pemilihan gubernur (Pilgub) 2017.
Yusril menyebut, Aburizal alias Ical menyambut baik ide tersebut. Bahkan Ical akan segera berkomunikasi dengan Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PDI Perjuangan dan Partai Demokrat terkait ide tersebut.
"Intinya beliau hanya ingin ada satu pasangan menghadapi petahana. Harapannya, dengan hanya ada dua pasangan maju, sehingga rakyat fokus memberi dukungan," kata Yusril di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta, Senin (21/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu menjelaskan, alasan di balik ide hanya ada dua pasangan calon di Pilgub DKI Jakarta adalah agar memudahkan masyarakat mengambil keputusan dan sebagai bentuk efisiensi.
Yusril membantah bahwa ide tersebut untuk 'mengeroyok' petahana yakni Basuki Tjahaja Purnama yang maju melalui jalur independen. Dia mengatakan, keberhasilan dua pasangan calon sudah ditunjukan pada pemilu presiden (Pilpres) 2014.
"Jadi bukan untuk mengeroyok petahana, tapi mengurangi jumlah calon," kata Yusril.
Selain itu, Yusril juga mengaku akan mendapat bantuan dari Ical untuk bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri perihal pencalonan dirinya.
"Beliau akan bertemu dengan Megawati membahas kalau misalnya petahana mengatakan dia calon independen tapi didukung beberapa partai, kemungkinan yang tidak mengusung petahana menjadi satu," ujar Yusril.
Meski demikian, Yusril belum mau membuka dengan jelas partai mana saja yang telah memberi dukungan secara pasti kepada dirinya. Hingga kini, dirinya pun mengaku belum memiliki calon wakil gubernur karena masih melihat hasil survei.
Diberitakan sebelumnya, Yusril mengaku sudah berkomunikasi dengan jajaran petinggi partai terkait pencalonan dirinya. Selain Ical yang ditemuinya hari ini, Yusril mengatakan telah membuat janji dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) sekaligus Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, dan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid.
(rdk)