Keluarga ABK Brahma 12 Yakin Pemerintah Bisa Bebaskan Sandera

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 00:47 WIB
Meski yakin, sanak saudara korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf gelisah karena tak kunjung mendapat kabar kondisi terkini keluarga mereka.
Sanak saudara menunjukkan potret Alvian Elvis Repi, anak buah kapal Brahma 12 yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sanak saudara Alvian Elvis Repi, anak buah kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf, yakin pemerintah Indonesia dapat membebaskan Alvian dan seluruh kawan sejawat Alvian.

"Kami yakin dia akan bebas. Saya punya keyakinan dan iman, pemerintah mampu membebaskan anak kami," ujar bibi Alvian, Syane Repi, di Jakarta, Selasa (29/3).

Saat berbicara kepada pewarta, Syane tidak dapat menahan tangisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syane berkata, sejak kabar penyenderaan muncul, ia dan para saudaranya belum mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi Alvian.

Berdasarkan keterangan dari perusahaan tempat Alvian bekerja, Syane mengetahui upaya negosiasi untuk membebaskan seluruh anak buah kapal tengah dilakukan.

"Kami berterima kasih kepada perusahaan dan pemerintah yang sudah berusaha," ujarnya.

Terkait penyaderaan, Syane menuturkan keluarga, terutama istri Alvian, masih terkejut. Apalagi, mereka belum mengetahui secara pasti kondisi terkini Alvian.

"Perusahaan hanya katakan mereka aman. Tapi informasi kondisi mereka sama sekali belum. Kami tetap berharap," ujarnya.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya menyatakan, TNI siap membebaskan sepuluh awak kapal yang disandera Abu Sayyaf. Meski demikian, pengiriman pasukan dari Indonesia harus menunggu aba-aba pemerintah Filipina.

"Tentara sudah siap semua, tinggal tergantung sana. Kami jangan mengganggu rumah orang. Kalau dia (Filipina) bilang siap (membebaskan sendiri), kami nonton saja. Tapi kalau dia minta bantuan untuk menangani, kami masuk,” ujarnya.

Ryamizard berkata, kementeriannya telah berulang kali mengusulkan patroli bersama antara Filipina dan Indonesia untuk menghindari aksi penyanderaan seperti yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf saat ini. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER