Ingin Bertemu Ahok, Warga Luar Batang Tolak Penggusuran

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 16:37 WIB
Penolakan penggusuran yang dilakukan warga daratan Luar Batang mencuat melalui sejumlah aksi termasuk cap jempol darah.
Warga di Kampung Luar Batang daratan menolak penggusuran dan meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk bertemu. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga di Kampung Luar Batang daratan menolak penggusuran dan meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk bertemu. Seorang warga sekaligus Sekretaris Masjid Luar Batang Mansyur Amin menjelaskan warga telah mendiami wilayah daratan puluhan tahun. 

"Kami berharap Pak Ahok datang ke mari. Idealnya seperti itu, karena harus bersama masyarakat. Kami di tanah darat menolak penggusuran," kata Mansyur saat berbincang dengan CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (30/3).

Mansyur menambahkan, warga di daratan Kampung Luar Batang juga dapat menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah dan rumah. Daratan tersebut, menurutnya, juga telah lama ada sejak tahun 1630.

"Kami minta Pak Camat (Penjaringan) dan lurah kalau bisa juga datang," katanya.

Kedatangan Ahok dan aparat dinilai dapat membuka komunikasi dua belah pihak agar tak terjadi keributan. Sementara itu ketika dikonfirmasi, Ahok mengaku tak berencana menemui warga setempat. Ia juga menyilakan warga untuk berunjuk rasa. "Apa yang mau ditemui? Kalau dia ngotot, ya kan? Kami bukannya tidak mau menemui. Saya mau nemuin kalau mau menerima usulan memindahkan kamu ke tempat yang lebih baik," kata Ahok. 

Penggusuran di Bantaran Sungai

Warga sempat terkejut dengan beredarnya surat dari Kepala Camat Penjaringan pada 14 Maret 2016 yang menjelaskan Rukun Warga 1 hingga Rukun Warga 4 Kampung Luar Batang akan digusur. Penolakan pun mencuat melalui sejumlah aksi termasuk cap jempol darah. Alasannya, wilayah tersebut juga mencakup satu cagar budaya yakni Masjid Luar Batang.

Namun Ahok menegaskan tak akan menggusur Masjid Luar Batang yang terletak di kawasan daratan. Masjid justru akan dipoles menjadi cagar budaya yang lebih bagus. Ahok juga menambahkan perlunya menjaga masjid yang menjadi sejarah orang betawi.

"Kalau semua ini bersih, kalau wisatawan datang ke Luar Batang enak. Masjid punya plasa dengan halaman yang luas. Orang mendarat, di Betawi ini dia bikin masjid. Jadi pendaratan pertama itu mereka bangun masjid," kata Ahok ketika ditemui di kawasan Cipinang Utara, Jakarta Timur, Rabu (30/3).

Ahok juga menegaskan penggusuran justru bakal dilakukan di kawasan rumah di atas bantaran kali. Menanggapi pernyataan tersebut.

Mansyur menghargai sikap pemerintah. Mansyur juga menjelaskan sejumlah aparat setempat telah berbicara dengannya dan menggelar rapat bersama tokoh setempat.

"Kami dari masjid menaarkan untuk menjadi mediator. Kami siang malam membantu pemerintah yang rumahnya di atas bantaran kali untuk menerima pembongkaran tapi di tengah daratan jangan digusur," katanya. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER