Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj tidak sepakat apabila pemerintah membuka dialog dan menjalin hubungan bilateral dengan Israel. Alasannya, kata Said, karena PBNU mendukung hak kemerdekaan bagi Palestina.
"Selama Israel masih menggusur Palestina, kami belum sepakat kalau diadakan hubungan bilateral," kata Said di kompleks Istana Kepresiden, Kamis (31/3).
Said mengatakan sikap PBNU selama ini tegas dalam persoalan Palestina-Israel, yakni Palestina punya hak merdeka. PBNU juga menilai Israel telah melakukan kejahatan dengan menggusur dan menyerobot tempat tinggal masyarakat Palestina.
"Kalau ada hubungan formal RI-Israel akan mengguncangkan konstelasi politik yang ada," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Ketua Forum Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia Freddy Ndolu meminta pemerintah Indonesia untuk membuka hubungan bilateral di semua negara, termasuk di Israel.
Komunikasi tersebut perlu dilakukan terutama untuk membuka lobi soal kemerdekaan Palestina.
"Kalau mau harus bisa berdialog dengan Israel, jangan tertutup. Supaya kita bisa menyelesaikan persoalan semestinya,"kata Freddy.
Pemerintah Indonesia hingga kini masih belum menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan, Kemenlu mengibaratkan Israel seperti serigala dalam cerita Gadis Berkerudung Merah.
"Ketika anak saya besar, dia bilang bahwa sekarang dia mengerti apa maksud dongeng itu. Katanya, serigala walaupun sudah memakai gaun dan lipstik, tetap saja akan menjadi serigala. Begitulah kira-kira," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Kamis (17/3).
(yul)