Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menilai negatif lawatan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dan Fadli Zon ke Amerika Serikat yang menemui bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump.
Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf mengatakan kunjungan yang dilakukan hanya ke salah satu kandidat calon presiden Amerika itu mengesankan ketidakseimbangan dari pimpinan legislatif Indonesia.
“Seharusnya kalau mereka berkunjung seperti itu juga dilakukan kepada calon lainnya dari kubu Demokrat,” kata Slamet Effendy saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu malam (5/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet Effendy dapat memaklumi munculnya reaksi negatif dari berbagai kalangan di Tanah Air atas kunjungan pimpinan DPR itu. “Kalau seimbang (mendatangi kubu Demokrat) tidak masalah, ujarnya.
Menurut Slamet Effendy seharusnya Setya dan Fadli sebelum memutuskan berkunjung hanya ke satu pihak mempertimbangkan matang-matang terlebih dahulu mengenai dampaknya. “Kunjungan mereka itu kan kunjungan politik dari pimpinan legislatif di negara ini,” tutur dia.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini mengatakan kunjungan tokoh Indonesia ke salah satu bakal calon presiden Amerika yang tengah gencar menuju kursi presiden mengandung risiko.
“Kalau calon yang didatangi itu nantinya menang bisa menjadi semacam tabungan bagi yang mengunjungi, tapi kalau kalah bagaimana dampaknya,” tutur Slamet Effendy.
Slamet menekankan tidak menguntungkannya kunjungan yang hanya dilakukan ke bakal capres dari Partai Republik itu bagi Indonesia. “Ini bisa menjadi pembelajaran bagi mereka,” ucapnya.
Slamet Effendy meminta Setya Novanto dan Fadli Zon memberi penjelasan kepada publik di Indonesia. “Mereka perlu memberi penjelasan yang sejelas-jelasnya dan terbuka kenapa hanya berkunjung ke salah satu kubu,” kata Slamet. (Baca:
Majelis Kehormatan Dewan Minta Klarifikasi Setya Novanto)
Tokoh NU lainnya Ahmad Bagja mengatakan kunjungan pimpinan DPR ke Amerika adalah kunjungan resmi yang mewakili Indonesia pada pertemuan pimpinan DPR seluruh dunia.
“DPR itu wakil rakyat. Jadi mewakili rakyat Indonesia. Jadi kurang tepat pimpinan DPR dalam acara resmi datang ke konferensi pers calon presiden yang mewakili sebuah partai (Republik) untuk apa,” kata Bagja kepada CNN Indonesia, Sabtu malam (5/9), mempertanyakan kunjungan tersebut. (Baca:
Pertemuan Setya Novanto dan Trump Tak Untungkan Indonesia)
Sebelumnya Setya terlihat hadir dalam konferensi pers Donald Trump di Trump Tower, New York City, Kamis (3/9). Sejumlah media asing ramai mempublikasikan foto keduanya. Rekaman video kehadiran Setya dalam acara ini pun beredar di Youtube.
Berdasarkan informasi dari Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR, Hani Tahapari, Setya Novanto bersama Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York. Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015.
Namun, Setya memilih memperpanjang keberadaaanya di Amerika untuk bertemu Donald Trump. Setya dan Fadli Zon pun sempat bercakap soal politik dan ekonomi dua negara.
(obs)