Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Roem Kono menyatakan tidak mengetahui soal urgensi pembangunan perpustakaan DPR. Dia mengatakan, pembangunan perpustakaan merupakan salah satu mega proyek DPR.
"Saya enggak mengerti. Coba tanya ke Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Ade Komarudin). Itu sudah bukan domain kami," kata Roem di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/4).
Dia menjelaskan, BURT telah menyelesaikan pembahasan termasuk anggaran bersama Badan Anggaran DPR sejak 2015. Proses saat ini berada di Kesekretariatan dan pimpinan DPR.
Mega proyek DPR ini telah selesai dibahas sebelum adanya moratorium pembangunan gedung yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BURT belum dapat arahan yang baru. Saya tidak mau berkomentar," kata Legislator Partai Golkar ini.
Dia mengimbau, Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti dan pimpinan DPR bersurat kepada Jokowi menanyai kepastian pembangunan mega proyek, termasuk perpustakaan. Hal itu bertujuan agar mengetahui masuk tidaknya mega proyek DPR dalam prioritas pembangunan.
Dia membandingkannya dengan rencana melanjutkan pembangunan kompleks Hambalang. Karenanya, dia mengatakan, bakal meminta Jokowi meninjau langsung kondisi Gedung DPR saat ini.
"Jangan ada standar ganda. Pemerintah harus lihat lagi kebutuhan. Kalau pemerintah tidak beri anggaran, tidak apa-apa," kata dia.
Sebelumnya, rencana modernisasi parlemen terdiri dari tujuh tahapan. Dimulai dari pembangunan alun-alun demokrasi, pembangunan museum dan perpustakaan, dan membangun akses publik ke Gedung DPR.
Selanjutnya pembangunan pusat pengunjung, ruangan pusat pengkajian legislasi dan revisi undang-undang, pembangunan ruang anggota dan tenaga ahli, dan menjadikan DPR ikon baru dan tempat kunjungan warga.
Rencana ini menguat kembali setelah Ketua DPR Ade Komarudin berdiskusi bersama cendikiawan tiga pekan lalu. Perpustakaan DPR direncanakan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, mampu menampung hingga 600ribu buku.
Nantinya, perpustakaan DPR diharapkan seperti library of congress di Amerika Serikat. Wacana itu disetujui Ade. Dia pun mengatakan siap menghadapi pihak yang menolak pembangunan itu.
Pembangunan perpustakaan DPR diperkirakan bakal menghabiskan anggaran sebesar Rp570 miliar dengan sistem tahun jamak.
(yul)