Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) pada kuartal pertama atau Maret 2016, menunjukan tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo.
Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan mengatakan, sebanyak 59 persen masyarakat puas terhadap kinerja presiden. Angka ini, kata dia, meningkat dari tahun 2015 pada bulan Juni sebesar 41 persen, dan Desember sebesar 53 persen. Sedangkan, Djayadi berkata tingkat ketidakpuasan masyarakat cenderung menurun.
Juni 2015, tingkat ketidakpuasan sebesar 55 persen, sementara saat ini atau Maret 2016 sebesar 39 persen.
Jadi ada peningkatan yang tajam dan cukup signifikan terhadap penerimaan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi," kata Djayadi di Kantor SMRC, Jakarta, Minggu (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Djayadi menerangkan tingkat penerimaan itu lebih tinggi daripada periode jilid pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, lanjutnya, jika dibandingkan dengan periode jilid kedua pemerintahan SBY, tingkat peneriman berada dalam posisi yang sama.
Sementara, Djayadi menerangkan evaluasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dalam menangani berbagai masalah riil berada pada posisi positif dan negatif. Penilaian paling positif, ucap dia, diberikan masyarakat pada sektor infrastruktur berupa kinerja pemerintah dalam membangun jalan-jalan umum sebanyak 71 persen, layanan kesehatan yang terjangkau sebesar 61 persen.
Di satu sisi, penilaian negatif, kata dia, diberikan karena masih banyak pengangguran yang terjadi. Djayadi berucap, pada Maret 2016, tingkat masyarakat miskin juga masih tinggi sebesar 66 persen. Djayadi memaparkan hasil survei juga menunjukan, kondisi korupsi juga semakin banyak. Meski, dibandingkan Desember 2015, menurun dari 61 ke 51 persen.
"Penilaian sangat negatif diberikan warga kepada kinerja mengurangi menyediakan lapangan kerja, mengurangi jumlah orang miskin, dan harga kebutuhan pokok," kata Djayadi.
Survei SMRC inidilakukan pada 22-30 Maret 2016, dengan melibatkan 1220 responden berusia 17 tahun ke atas di 34 provinsi di Indonesia. Sampel ditarik melalui cara random, dengan margin of error sebesar 3,2% pada tingkat kepercayaan 95%.
(pit)