Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo diminta lebih melibatkan generasi muda dalam komposisi kabinet dan kegiatan pengambilan kebijakan negara. Hal tersebut disampaikan oleh analis politik global dari Universitas Indonesia Baginda Siahaan, menyusul adanya rencana rombak kabinet (reshuffle) jilid II oleh pemerintah dalam waktu dekat.
“Partisipasi generasi pemuda dalam kegiatan pengambilan kebijakan negara bisa mendorong terobosan dan terciptanya kabinet kerja yang optimal,” kata Baginda saat dihubungi CNNIndonesia, Selasa (5/4).
Baginda menyebutkan hal itu selaras dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Robert Mcnamara, Presiden World Bank, dan Sekretaris Kementerian Pertahanan di era Presiden John F Kennedy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginda menyebut Mcnamara mengatakan para senior memang memiliki pengalaman namun mereka yang masih muda cenderung memiliki lebih banyak terobosan dan imajinasi dalam bertindak. Oleh karena itu, pemerintah semestinya memberikan porsi kepada mereka yang masih muda, terutama dalam pengambilan kebijakan negara.
“Terutama yang muda, professional dan punya kreativitas,” katanya.
Sejauh ini, Baginda melihat sudah mulai banyak generasi muda yang mulai menjabat posisi strategis di pemerintahan seperti kepala daerah. Misalnya, ujarnya, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan ataupun Gubernur Bandung Ridwan Kamil. Selain itu, dalam lingkup istana terdapat sosok muda seperti Teten Masduki, Darmawan Prasodjo ataupun Johan Budi, yang memberikan angin segar dalam komposisi kabinet.
“Keberadaan mereka bisa mewakili generasi mereka dan mereka juga bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini,” ujarnya.
Dia mencontohkan misalnya mereka yang muda akan bergerak lebih cepat, keluar dari pola birokratis lama serta mendorong pembaruan dalam bidang kebijakan. Inovasi-inovasi ini, ujarnya, sangat dibutuhkan terutama dalam menyikapi adanya kompetisi global.
Hingga kini, pemerintah masih melakukan pembahasan terkait rencana melakukan rombak kabinet. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah hanya tinggal menunggu hari untuk mengumumkan bongkar pasang kabinet jilid II.
“Selalu dievaluasi tinggal hari baik dalam mengumumkan,” kata JK kepada media saat melakukan sarapan di Washington, Amerika Serikat, beberapa hari lalu.
Lebih jauh, JK menjelaskan rombak kabinet akan dilakukan berdasarkan kinerja dan bukan motif yang lain. Hal ini berarti mereka yang tidak berhasil mengimplementasikan visi misi Jokowi ke dalam program pemerintahan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sudah berulang kali menegaskan bahwa dirinya tidak akan ragu untuk mencopot para menteri yang kinerjanya buruk. Hal ini dilakukan karena pemerintah saat ini sedang mengejar target pertumbuhan ekonomi di tengah era persaingan baik di kawasan regional maupun internasional.
Dalam pidato-pidatonya, beberapa menteri tak luput dari sentilan Jokowi karena dinilai tidak menjalankan program dengan baik. Beberapa di antaranya adalah Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said ketika saling gaduh soal blok Masela.
Ada pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang diminta lebih sering turun ke lapangan mengecek pelaksanaan proyek infrastruktur pemerintah. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga sempat terkena sentil oleh kalangan Istana, ketika mengemukakan dengan gamblang ketidaksukaannya terhadap proyek kereta cepat.
(obs)