Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Intelijen Negara berhasil menangkap Samadikun Hartono, buronan yang belasan tahun dikejar dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Samadikun berhasil ditangkap di Cina saat akan menonton balapan Formula 1 yang digelar di Shanghai.
"Pemulangan kembali buronan WNI yang ada di luar negeri sudah menjadi kebijakan dari pemerintahan Jokowi-JK. Sementara itu sesuai UU No 17/2011 BIN mempunyai kewenangan melakukan operasi intelijen di luar negeri," kata Sutiyoso mengawali penjelasannya, Senin (18/4) seperti diberitakan detikcom.
BIN berhasil menangkap Samadikun berkat informasi yang diberikan intelijen Cina. Informasi soal Samadikun bermula dari kunjungan Sutiyoso pada 7 April 2016 sebagai keynote speaker dalam sebuah acara di Cina. Dalam kesempatan itu, kata Sutiyoso, dia bertemu dengan Menteri Polhukam dan pejabat terkait dan meminta dukungan menangkan Samadikun.
Selama ini, Samadikun yang merupakan pemilik dan mantan Komisaris Utama Bank Modern itu kabur dengan membawa pergi uang negara sebesar Rp 169,4 miliyar yang bersumber dari BLBI. Sebagai obligor BLBI yang telah menyelewengkan dana talangan, Samadikun telah divonis 4 tahun penjara namun dia kabur dan menjadi buronan sejak tahun 2003.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan info intelijen yang sudah matang, saya meyakini SH akan berada pada satu lokasi di Shanghai karena akan menonton Formula One. Karena itu, saat kembali ke tanah air, saya menugaskan satu tim dari BIN terus mengawasi lokasi,” kata Sutiyoso.
Pada 14 April 2016 tengah malam, Samadikun mendatangi lokasi yang telah dijaga BIN dan kemudian diamankan oleh aparat setempat atas permintaan BIN.
Bang Yos menyatakan, saat ini posisi Samadikun masih berada di Cina. Pemerintah Indonesia harus menunggu proses keimigrasian di Cina untuk membawa pulang koruptor itu.
"SH merupakan buronan koruptor kedua yang ditangkap pemerintahan Jokowi-JK, setelah Totok Ary Prabowo. Mantan Bupati Temanggung ini ditangkap di Kamboja tanggal 8 Desember 2015 sekitar pukul 17.00," tuturnya.
"Penangkapan tersebut merupakan hasil kerjasama antar berbagai instansi, khususnya Polri dan Kejaksaan Agung yang memberikan data dan informasi tentang TO, serta Kemenlu yang memfasilitasi operasi luar negeri," tegas Kepala BIN. Bang Yos pun telah melaporkan penangkapan Samadikun ke Presiden Jokowi.
(yul)