TransJakarta Tambah 21 Trayek Baru untuk Jabodetabek

Suriyanto | CNN Indonesia
Senin, 25 Apr 2016 14:08 WIB
Izin 21 trayek baru untuk kawasan Jabodetabek telah dikeluarkan Kementeria Perhubungan. Kota Bekasi jadi kawasan perdana yang diujicobakan hari ini.
Kementerian Perhubungan menambah trayek Transjabodetabek. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Trayek baru bus TransJakarta untuk kawasan Jabodetabek ditambah hingga 21 trayek baru. Izin penambahan trayek ini sudah dikeluarkan Kementerian Perhubungan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, 21 trayek baru ini paling banyak ada di Tangerang yakni sebanyak tujuh trayek. Sementara untuk Kota Bekasi tiga trayek, Kabupaten Bekasi satu trayek, Depok empat trayek, Bogor tiga trayek dan Jakarta tiga trayek.

Pelaksanaan trayek baru tersebut dilakukan secara bertahap. Kota Bekasi hari ini menjadi daerah yang pertama kali diuji coba.

"Selanjutnya kami akan menyasar Tangerang dan Bogor dalam waktu dekat. Prosesnya saat ini masih meminta persetujuan dari pemerintah daerah terkait," kata Andri, Senin (25/4) seperti diberitakan Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk melayani 21 trayek baru itu, dibutuhkan 516 armada bus baru. Menurut Andri, bus-bus tersebut disiapkan Kementerian Perhubungan dan akan dihibahkan ke Perusahan Umum Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD) dalam pengadaan tahun 2015.

"Sampai akhir tahun 2016, kami mengajukan kebutuhan tambahan sampai 2.000 bus untuk proyek tersebut," kata Andri.

Perluasan trayek TransJabodetabek ini merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan layanan transportasi masyarakat. Selain itu, kata Andri, perluasan ini dilakukan agar masyarakat Jabodetabek beralih ke angkutan umum sebagai sarana transportasi dari dan menuju Jakarta. Dengan begitu kemacetan di ibu kota bisa dikurangi.

"Gubernur DKI tidak pernah lihat warga mana, semua harus dilayani transportasi dengan aman, nyaman dan tepat waktu," ujarnya.

Andri mengakui, proyek uji coba perluasan trayek Transjakarta itu sempat molor dari agenda awal yang dimulai pada Januari 2016. Molornya proyek tersebut karena masalah administrasi seperti pengadaan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), pengadaan plat kuning kendaraan, dan uji KIR. (sur/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER