Jakarta, CNN Indonesia -- Penggusuran yang belakangan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disinyalir untuk memajukan infrastruktur pembangunan. Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga membandingkan penggusuran di ibu kota dengan Singapura yang menurutnya lebih memanusiakan warga.
Selama mempelajari kemajuan Singapura dari tahun 1960 sampai 1970an, Joga menyatakan Singapura berdarah-darah dalam hal penggusuran. Pemerintah Negeri Singa memutar otak dengan memberi impian kepada masyarakat yang hendak mengalami penggusuran.
"Saat menggusur dikasih impian, dijelaskan bahwa 20 tahun mendatang Singapura akan seperti apa," ucapnya saat dihubungi CNNIndonesia.com di Jakarta, Rabu (27/04).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Singapura kata Joga juga telah menyediakan tempat tinggal bagi warganya yang tergusur. Warga korban penggusuran pun bisa bekerja di tempat yang akan dibangun di lokasi tersebut nantinya.
Dialog antara pemerintah dan warga, menurut Joga, itulah yang tidak dimiliki oleh pemprov DKI saat lakukan penggusuran di Kampung Pulo, Kalijodo dan target berikutnya Luar Batang.
"Tidak ada duduk bersama untuk memberi ruang diskusi rencana pemerintah mau seperti apa, bagaimana caranya," imbuhnya.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, akan melakukan penggusuran setelah rusun untuk kampung Luar Batang siap. Selain itu juga akan diberikan fasilitas yakni bus gratis untuk anak sekolah, biaya sewa rusun di bawah Rp500 ribu, dan Kartu Jakarta Pintar.
"Penggusuran ditunda sampai rusun siap. Mei ini rusun siap lagi. Kan rusun siap terus ini (gusur). Kalau rusunnya belum siap ya setop," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun, rusun diberikan kepada warga Luar Batang yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta. Warga yang tidak miliki KTP Jakarta, Ahok meminta mereka untuk pulang ke kampung halaman. Namun bagi mereka yang tak punya identitas tapi telah bekerja tetap, pemerintah mengimbau untuk membuat KTP Jakarta.
Rencana sebelumnya, penggusuran di kawasan tersebut berlangsung pada April 2016, menyusul penggusuran kawasan Pasar Ikan. Kawasan Luar Batang akan dibenahi menjadi wisata budaya. Untuk warga yang tinggal di dekat bantaran sungai akan direlokasi dan area tersebut akan digunakan sebagai wisata bahari.
Meski banyak menuai protes dari warga setempat, aktivis, dan DPRD DKI Jakarta, Ahok menyatakan bahwa penggusuran ini tetap akan dilakukan.
Joga menyatakan bahwa pembangunan Jakarta seharusnya pro rakyat miskin. Hal ini karena tujuan dari pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah.
"Transparansi dan sosialisasi RT,RW juga solusi komprehensif terhadap rakyat miskin harus diutamakan bukan dikorbankan seperti sekarang," kata dia.
(bag)