Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidikan kasus teror penembakan di Magelang, Jawa Tengah mulai menunjukkan titik terang. Hasil penyelidikan proyektil yang sempat ditemukan di lokasi kejadian, pelaku teror diduga menggunakan senjata laras pendek jenis Air Gun.
"Penyelidikan mulai mengerucut ke jenis senjata pelaku. Tim bersama Labfor masih mendalami sudut elevasi arah dan jarak tembakan yang selalu dipakai pelaku,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Polisi Gagas Nugraha di Mapolres Magelang, Jumat (29/4).
Gagas menjelaskan kesimpulan jenis Air Gun ini didasari dari besarnya tekanan udara yang mendorong peluru keluar ke sasaran dari jarak yang cukup jauh antara 15 sampai 20 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari proyektil dan sudut serta jarak tembakan, ini mengarah Air Gun karena dorongannya harus besar,” ujar Gagas.
Kesimpulan awal yang didapat dari keterangan beberapa korban dan saksi, pelaku diduga dilakukan oleh orang yang sama meski beberapa kali memakai mobil yang berlainan.
Agar pelaku bisa tertangkap, Kepolisian Daerah Jawa Tengah membentuk tim khusus yang dipimpin langsung Direktur Reserse Kriminal Komisaris Besar Polisi Gagas Nugraha. Selain dari Reserse, tim mengikutsertakan pihak Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Semarang.
Tim Khusus Polda Jateng ini bertugas membantu aparat Polresta Magelang melakukan olah TKP dari beberapa korban serta menyisir mencari dan meminta keterangan sejumlah sakti termasuk kemungkinan adanya kamera pengawas CCTV.
Kepolisian Republik Indonesia menduga adanya keterkaitan antara aksi teror penembakan beruntun yang terjadi di Magelang dengan teror sayat lengan oleh orang tak dikenal di Yogyakarta belum lama ini.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar kedua aksi teror ini patut diduga berkaitan untuk menyebarkan teror di daerah Jawa Tengah.
"Patut diduga saling terkait, karena itu kan menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman bagi masyarakat luas," kata Boy.
(bag)