TNI Gelar Operasi Total untuk Bebaskan Empat Sandera Lainnya

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Minggu, 01 Mei 2016 22:18 WIB
TNI sampai saat ini masih terus mengupayakan pembebasan terhadap empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di wilayah laut Filipina.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan TNI akan kembali melakukan diplomasi atau operasi total yang melibatkan banyak pihak untuk membebaskan empat WNI yang masih disandera di wilayah laut Filipina. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Bogor, CNN Indonesia -- Tentara Nasional Indonesia sampai saat ini masih terus mengupayakan pembebasan terhadap empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di wilayah laut Filipina.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan TNI akan kembali melakukan diplomasi atau operasi total yang melibatkan banyak pihak sebagaimana operasi pembebasan terhadap 10 anak buah kapal (ABK) WNI yang sudah berhasil dilakukan.

"Saya mohon doa agar yang empat bisa kami bebaskan dengan selamat," ujar Gatot Nurmantyo di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (1/5), seperti dikutip Antara. Gatot mendampingi Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers terkait pembebasan 10 ABK WNI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gatot manyatakan pihaknya mengutamakan keselamatan para sandera dalam upaya pembebasan empat WNI yang masih disandera kelompok bersenjata tersebut.

"Bahwa Presiden mengutamakan keselamatan para sandera," katanya.

Gatot akan menerapkan operasi total baik yang melibatkan jaringan formal maupun informal.

"Maka TNI melakukan operasi-operasi juga koordinasi dengan Kemenlu, yaitu operasi intelijen," katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa pembebasan terhadap 10 ABK WNI yang disandera berkat diplomasi total yang melibatkan banyak pihak.

Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat mengapresiasi kerja Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, dan TNI yang berhasil mengupayakan pembebasan sepuluh Warga Negara Indonesia dari penyanderaan Abu Sayyaf di Jolo, Sulu, Filipina.

Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan intelijen menilai langkah pemerintah dan militer Indonesia sudah tepat dalam menyikapi masalah penyenderaan itu. “Ini bentuk keberhasilan diplomasi politik kita dengan pemerintah Filipina,” kata anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha kepada CNN Indonesia.com, Minggu (1/5).

Syaifullah mengatakan keberhasilan melalui jalur diplomasi itu tak lepas dari sinergi yang baik antara Kemenlu, BIN, dan TNI.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER