Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan kronologi terjadinya kecelakaan helikopter Bell 413 EP pada Minggu (20/3) lalu. Kecelakaan nahas terjadi di saat 13 prajurit TNI tengah menjalankan misi Operasi Tinombala untuk mengejar kelompok teroris Santoso.
"Pada tanggal 19 Maret ada kejadian pemunculan di Napu," kata Gatot saat ditemui di hanggar Skuadron 17, Pangkalan TNI AU, Halim Perdanakusuma, Selasa (22/3) usai acara Upacara Persemayaman korban heli TNI.
Akibat adanya kemunculan terduga teroris, maka, kata Gatot, pada tanggal 20 Maret pihak Kepolisian Republik Indonesia bersama dengan TNI melanjutkan Operasi Tinombala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas yakni Kapolda Sulawesi Tengah (Brigjen Idham Aziz)," kata Gatot menjelaskan.
Lalu diputuskan Danrem Tadulako bersama rombongan berjumlah keseluruhan 13 prajurit berangkat menuju Napu, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Namun, akhirnya Kapolda Idham tidak ikut bersama rombongan ke Napu karena saat itu ada kunjungan Komisi III DPR ke Sulawesi Tengah.
Lalu, Komandan Korem - Brigjen Anumerta Saiful Anwar- yang akhirnya mewakili Kapolda sebagai Komandan Satgas memimpin rapat dan memutuskan untuk mengembangkan operasi melaksanakan pengepungan.
"Setelah itu, operasi diperintahkan untuk dilaksanakan. Selanjutnya pada 17.15 WIB, rombongan terbang menuju Poso," kata Gatot.
Namun, ujarnya, helikopter yang semestinya mendarat di stadiun depan Polsek Kabupaten Poso, tetap melanjutkan perjalanan dan berbalik ke bandara karena gelap.
"Di situlah terjadinya kecelakaan," kata Gatot.
Padahal, jarak tempat kejadian perkara (TKP) menuju bandara jika ditempuh dengan helikopter hanya dua menit, ujarnya. Sementara, kalau ditempuh lewat jalan darat tidak akan memakan waktu lebih dari 10 menit.
Atas insiden tersebut, Gatot pun menyampaikan laporan kepada Presiden RI Joko Widodo. Oleh Jokowi, Gatot diperintahkan untuk berangkat ke Palu dan Poso bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Hal itu dilakukan untuk melihat kondisi korban dan berkunjung ke rumah korban.
"(Juga) untuk memberikan pengarahan dan semangat kepada pasukan di posko Napu," kata Gatot.
Kemudian, dari tempat kejadian perkara, Gatot dan Badrodin kembali ke Palu untuk kemudian ke Jakarta bersama dengan jenazah ke-13 prajurit yang tewas. Jenazah dikirim ke Jakarta untuk proses identifikasi lebih lanjut di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, helikopter Bell 413 EP terjatuh sesaat sebelum mendarat pada pukul 17.40 WITA di kebun milik warga di Dusun Pattiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Helikopter tersebut membawa 13 personel TNI AD yang hendak menjalankan Operasi Tinombala, yang digelar TNI/Polri untuk menangkap kelompok teroris Santoso. Pihak TNI sejauh ini menduga penyebab kecelakaan helikopter tersebut adalah karena cuaca buruk.
(bag/bag)