Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon ketua umum Partai Golkar Setya Novanto menyebut, akan menjalin kerjasama dengan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai langkah awal jika dirinya terpilih menduduki kursi ketua umum.
"Insya Allah kalau saya terpilih, yang pertama saya lakukan, kami bekerjasama penuh dengan pemerintah Jokowi-JK," kata Setya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5).
Ketua Fraksi Golkar di parlemen itu juga mengatakan, akan mematuhi dan mengikuti persyaratan sebagai calon ketua umum yang sudah diatur oleh panitia, termasuk membayar syarat Rp1 miliar, meski tidak secara tegas dia katakan.
Saat ini, dia berkata masih mempersiapkan persyaratan untuk pendaftaran sebagai bakal calon ketua umum. Selain itu, dia pun tidak merasa terancam dengan banyaknya calon yang bermunculan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapapun calon-calonnya, tentu saatnya kita bersama-sama menunjukan proses demokrasi di Golkar," kata Setya.
Sementara, bakal calon ketua umum lainnya, Priyo Budi Santoso berkata, tak akan ragu untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah seandainya terpilih menjadi ketua umum berikutnya.
Begitupula dengan Aziz Syamsuddin. Dia menuturkan, kerjasama dengan pemerintah merupakan keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada Januari lalu yang harus dilaksanakan.
"Sudah menjadi keputusan partai tentu saya akan melanjutkan dan meningkatkan," kata dia.
Mulai Selasa (3/5) besok, pendaftaran bakal calon ketua umum Partai Golkar untuk Munaslub akan dibuka. Pendaftaran yang ditutup pada Rabu (4/5) akan diverifikasi keesokan harinya pada Kamis (5/5).
Hingga kini, ada sepuluh bakal calon ketua umum yang akan bertarung dalam Munaslub 23-26 Mei mendatang, setelah sebelumnya Idrus Marham yang juga sebagai sekretaris jenderal menyatakan mundur.
Kesepuluh nama itu diantaranya adalah Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo, Priyo Budi Santoso, Wati Amir, dan Tommy Soeharto.
(pit)