Semarang, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan masih menunggu rekomendasi dari Komnas HAM terkait data kuburan massal dan jumlah korban tragedi peristiwa 1965 silam.
Luhut tak ingin soal jumlah korban termasuk isu kuburan massal tragedi 1965 menciptakan kesan bahwa Negara Indonesia adalah bangsa yang biadab.
"Saya masih menunggu dari Komnas HAM. Saya tidak ingin simpang siur soal data jumlah, ada yang bilang ratusan, ribuan. Ini sejarah untuk masa depan anak-anak kita. Jangan sampai muncul seolah bangsa ini adalah bangsa yang biadab,” tegas Luhut seusai membuka acara Halaqah Fiqih Anti Terorisme di Kampus Universitas Muhamadiyah Semarang (Unimus), Selasa (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menambahkan pemerintah tidak akan ragu untuk meminta maaf jika kebenaran kuburan massal korban 1965 benar adanya.
"Pemerintah tak akan ragu minta maaf jika fakta itu benar. Makanya kita butuh data-data lokasi untuk kemudian membuktikannya", tambah Luhut.
Sejumlah keluarga korban tragedi 1965 sempat mendatangi Kantor Kementerian Polhukam di Jakarta menyampaikan data lokasi kuburan massal yang diperkirakan berjumlah 122 titik.
(obs/obs)