JK Tak Persoalkan Mahar Caketum Golkar Rp1 Miliar

CNN Indonesia
Kamis, 05 Mei 2016 11:55 WIB
JK setuju penyerahan syarat uang disebut sebagai sumbangan ketimbang mahar. Uang itu bisa digunakan untuk gotong-royong membantu panitia.
Bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin didampingi tim suksesnya melakukan pendaftaran Calon Ketua Umum Partai Golkar, di DPP Golkar. Jakarta, Rabu. 4 Mei 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku, tidak mempermasalahkan syarat wajib penyerahan uang sebesar Rp1 miliar dari calon ketua umum Golkar. Pria yang akrab disapa JK ini menyebut, panitia pemilihan caketum hanya perlu mengubah tujuan penyerahan uang tersebut.

"Itu formatnya saja yang salah. Bukan syarat untuk orang mendaftar, tapi berpartisipasi dalam kepanitian," ujar JK di Kemayoran, Jakarta, Kamis (5/5).

Mantan Ketua Umum Golkar ini pun lebih setuju penyerahan syarat uang itu disebut sebagai sumbangan ketimbang mahar. Uang tersebut, menurut dia, bisa digunakan untuk gotong-royong membantu panitia.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak salah kalau menyumbang kan, asal jelas dari mana uangnya," katanya.

Lauren Siburian, Wakil Ketua Komite Etik Munaslub Partai Golkar menuturkan, mahar Rp1 miliar yang menjadi syarat pendaftaran caketum Golkar akan dihapuskan.

Hal ini disampaikannya usai berkonsultasi dengan pimpinan KPK. Pasalnya, uang tersebut dinilai rentan sebagai tindak pidana gratifikasi. Namun, ia belum memastikan apakah rencana penghapusan mahar tersebut akan disepakati.

"Nanti pimpinan Golkar akan menyampaikan ke panitia Munaslub soal konsultasi komite etik dengan KPK," ucapnya di Gedung KPK, Rabu (4/5).

Sebelumnya, Ketua Panitia Pengarah Munaslub Golkar Nurdin Halid bilang, syarat uang sebesar Rp1 miliar ini wajib dibayarkan caketum sebelum proses verifikasi.

Hingga kini ada sepuluh bakal caketum yang akan bertarung dalam Munaslub 23-26 Mei mendatang, di antaranya Ade Komarudin, Aziz Syamsudin, Mahyudin, dan Setya Novanto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER