Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Interm Perlindungan Anak UNICEF Indonesia, Ali Aulia Ramli, berpandangan bahwa kekerasan terhadap anak tidak bisa diterima dengan alasan apapun, dan dapat dicegah melalui beberapa langkah.
Ali menyebutkan, langkah pertama yakni memperkuat peran keluarga. Selanjutnya, baik keluarga, sekolah, maupun komunitas harus mendukung anak untuk bisa memahami hal-hal terkait kesehatan reproduksi atau pendidikan seks.
"Lalu memperkuat layanan, termasuk akses terhadap layanan untuk memastikan bahwa setiap orang bisa melapor jika dirinya menjadi korban kekerasan," ujar Ali dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah lainnya yang tidak kalah penting, ucap Ali, adalah menegakkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Konvensi Hak Anak serta standar peraturan lainnya.
"Selain itu kita juga harus memahami persoalan kekerasan terhadap anak dengan melakukan kajian dan berpedoman pada data-data. Jika itu semua dilakukan, maka saya yakin kejahatan seksual terhadap anak bisa diatasi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menuturkan bahwa selain menjadikan rumah atau keluarga sebagai tempat yang ramah terhadap anak, ada strategi lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan oleh seluruh pihak, yakni membantu anak-anak dan remaja untuk memiliki keterampilan dan kecakapan hidup, sehingga mereka mampu menolak hal-hal yang tidak baik.
"Misalnya saja, kita tadi mengatakan bahwa minuman keras pemicu terjadinya kejahatan seksual, maka anak-anak dan remaja harus tahu dan menolak bahwa minuman keras tidak baik untuk mereka," ujarnya.
Pendapat tersebut disampaikannya untuk menanggapi kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun (14) yang dilakukan oleh 14 pelaku di Bengkulu pada 2 April 2016.
(ama)