Menteri Khofifah Sebut 480 Balita Meninggal Setiap Hari

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2015 14:42 WIB
Data dari UNICEF ini menurut Khofifah harus disikapi oleh berbagai kementerian agar angkanya bisa diturunkan.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berdialog dengan anak pengungsi suku Rohingya asal Myanmar yang terdampar di perairan Aceh di tempat penampungan sementara, Desa Bayen, Kecamatan Rantau Selamat, Aceh Timur, Aceh, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan, 480 balita Indonesia meninggal setiap harinya. Data tersebut ia dapatkan dari United Nations Children's Fund (UNICEF) 2014.

"Data ini sangat mencengangkan. Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan berbagai kementerian," kata Khofifah saat ditemui di Hotel Media, Jakarta Pusat, Selasa (7/7).

Menanggapi adanya data tersebut, Khofifah berpendapat pemenuhan gizi tidak hanya perlu diperhatikan pada perempuan yang hamil, melainkan juga pada remaja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika sejak remaja pemenuhan gizi sudah dilakukan, saat remaja tersebut dewasa dan hamil, gizinya sudah tercukupi. Dengan begitu bayi yang dilahirkan pun akan sehat. "Yang harus diperhatikan, jangan sampai kurang yodium atau zat besi karena bisa menyebabkan bayi yang lahir menyandang disabilitas," katanya.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan sebanyak 63 persen anak terlahir difabel karena penyakit atau bawaan. Karenaya ia berharap agar kesehatan ibu harus benar-benar diperhatikan.

Ia juga menilai koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah menjadi salah satu kunci penyelesaian masalah ini. Selama ini sangat banyak progam Kementerian Sosial yang pencairannya sangat bergantung pada rekomendasi dinas sosial tingkat II.

Oleh karena itu, Khofifah mengimbau agar seluruh dinas sosial tingkat II bisa mengomunikasikan kebutuhan khusus daerahnya yang harus dipenuhi pemerintah pusat. "Tentunya, juga dengan adanya koordinasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten," katanya.

Meski begitu, laporan UNICEF menyatakan bahwa di Indonesia jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun telah berkurang dari 385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012.

Angka kematian balita di Indonesia juga dinyatakan menurun 63 persen antara tahun 1990 dan 2012, terutama berkat perluasan layanan imunisasi dan penggunaan terapi rehidrasi oral untuk mengobati diare . (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER