Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan penetapan tersangka terhadap 5 Warga Negara China yang melakukan pengeboran ilegal di Halim Perdanakusumah oleh Ditjen Imigrasi patut diapresiasi. Dalam waktu yang relatif singkat menurutnya Ditjen Imigrasi bisa mengambil kesimpulan penting bahwa telah terjadi pelanggaran hukum keimigrasian dalam kasus tersebut.
Selain kerja cepat, kata Sufmi, Ditjen Imigrasi juga telah memberikan keteladanan dalam hal transparansi. “Informasi yang disampaikan kepada publik melalui media massa sangat jelas dan detail, sehingga tidak ada ruang untuk munculnya spekulasi dan praduga yang tidak pas,” kata Sufmi dalam keterangan resmi yang diperoleh CNNIndonesia, Ahad (8/5).
Penetapan tersangka menurut Sufmi menghapus keraguan publik yang sempat khawatir akan adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu kepada Ditjen Imigrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegasan Ditjen Imigrasi menurutnya adalah bentuk penegakan wibawa bangsa Indonesia di dunia internasional. “Pesan yang disampaikan adalah siapapun termasuk WN Tiongkok tidak boleh main-main dengan negara kita, karena kita tidak akan pernah mentolerir setiap bentuk pelanggaran hukum dan perundang-undangan,” kata Sufmi.
Meski demikian masalah utama Ditjen Imigrasi yakni kurangnya jumlah SDM pegawai imigrasi tetap harus dicarikan jalan keluar. Sehebat-hebatnya kerja mereka, katanya, kalau kalah jumlah akan tetap sulit mencegah kebobolan. “Saatnya Menpan RB mencabut moratorium penerimaan PNS di Ditjen Imigrasi,” ujar Sufmi.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Kolonel Penerbang Sri Mulyo Handoko mengatakan, lima warga negara China yang ditangkap pada Selasa (26/4) memasuki wilayah milter kekuasaannya melalui tol Halim.
Ia mengatakan telah memberi instruksi kepada bawahannya untuk memproses hukum kelima warga asing tersebut.
Lima warga negara China tersebut kata Sri masuk Halim dengan menjebol pagar tol. “Mereka ditangkap ketika bawahan saya melakukan patroli rutin. Mereka (lima orang WNA China) masuk lewat tol Halim,” kata Sri.
Lima orang yang diamankan masing-masing berinisial CQ, ZH, XW, WJ dan GL. Mereka diketahui berada di Indonesia untuk bekerja dalam proyek pembangunan jalur kereta api cepat di sekitar Lanud Halim Perdanakusuma.
(bag)