Jakarta, CNN Indonesia -- Gerindra santai menjadi partai sejak 2014 sampai saat ini berada di luar pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, tidak merasa kehilangan setelah Partai Golkar secara resmi menyatakan keluar Koalisi Merah Putih melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali.
"Masa kami merasa kesepian? Kami malah semakin ramai dengan rakyat yang mendukung. Saya kira ini jalan Gerindra menang di 2019," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/5).
Koalisi Merah Putih (KMP) beranggotakan partai-partai yang tidak mendukung pasangan Jokowi-JK dalam pemilihan presiden 2014. Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu per satu, anggota KMP menyatakan dukungannya kepada pemerintahan Jokowi. Diawali PAN yang mendeklarasikannya pada pertengahan 2015, dilanjut dengan PPP, dan diikuti Golkar yang sebelumnya juga sudah menyampaikannya melalui rapimnas Januari 2016.
Pada Desember 2015, Presiden PKS Sohibul Iman sempat mengunjungi Jokowi di Istana Negara. Namun, dia membantah akan bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah.
Melihat dinamika itu, Fadli menuturkan tidak ada yang mengagetkan dari perubahan sikap partai politik. Menurutnya, itu merupakan hak prerogatif setiap partai menentukan sikapnya kepada pemerintah.
Senada, Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, partainya akan berlaku adil dan siap menjalankan fungsi kontrol pemerintah sendirian di parlemen. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto akan mendukung kebijakan pro rakyat dan mengkritisi program yang tidak pro rakyat.
"Kami bukan menjegal, tapi memperkaya," ucap Muzani.
Dia mengatakan kemungkinan KMP akan tetap berkumpul setelah perubahan sikap anggota-anggotanya. Hal itu akan dikomunikasikan, termasuk kepada Partai Golkar.
Pertemuan itu, kata Muzani, nantinya tak lagi dilakukan untuk menentukan sikap dan arah KMP menyikapi pemerintah. Menurutnya pertemuan KMP mendatang hanya bersifat silaturahmi.
"Kumpul-kumpul kenangan masa Pilpres. Reunian. Ngopi bersama kawan lama," ujar Sekretaris Jenderal Partai Gerindra ini.
(obs)