Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyindir partai politik pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono menyatakan sebagai hal yang lucu apabila ada partai yang memberikan dukungan.
Ahok menyatakan apa yang disampaikan Bambang terlalu politis. "Dia berpikiran seperti orang politik, orang politik umumnya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (27/5).
Dia menjelaskan langkahnya maju sebagai calon independen pada Pilkada tahun depan untuk menyelamatkan Indonesia dari partai politik yang tidak dipercaya masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata Ahok, bukan berarti dia anti-partai. Ahok mengatakan lebih dari setengah anggota Teman Ahok tak keberatan jika dirinya ikut PDIP. Namun, Ahok mantap memutuskan untuk maju dengan sokongan dari Teman Ahok yang berambisi mengumpulkan satu juta KTP sebagai syarat calon independen.
Ahok mengatakan lebih dari setengah anggota Teman Ahok tak keberatan jika dirinya ikut PDIP.
|
Dalam pertemuan antara PDI Perjuangan dan Gerindra di Kantor Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jakarta, Kamis kemarin, Bambang menyindir partai politik pendukung Ahok. Menurut Bambang tugas partai politik adalah memasok kader ke legislatif dan eksekutif.
"Jadi sangat lucu saat partai politik yang memiliki tanggung jawab malah mengabaikannya dan diserahkan ke perseorangan," kata Bambang.
Partai yang pernah menyatakan mendukung Ahok di antaranya Partai NasDem dan Hanura.
Sementara itu Ketua DPD Gerindra DKI Mohammad Taufik mengatakan, Gerindra dan PDI Perjuangan tak takut dengan status Ahok sebagai calon petahana. Pengalaman melawan petahana pada 2012 menjadi alasan keyakinan tersebut.
Pada 2012 yang lalu, PDI Perjuangan dan Gerindra mengusung pasangan Joko Widodo dan Ahok melawan pasanga Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Di atas kertas Fauzi Bowo menang jauh karena elektabilitasnya tinggi tapi yang terjadi kemudian adalah Jokowi-Ahok menang dan memimpi DKI Jakarta.
Dengan fakta itu, Taufik merasa kejadian lima tahun lalu tersebut bisa saja kembali diulang pada 2017 mendatang.
"Gerindra dan PDI Perjuangan punya pengalaman mengolah dari nol sampai menang," kata Taufik.
Bambang pun lantas menimpali kalimat Taufik dengan mengatakan, "Awal maju di DKI kami melawan petahana berelektabilitas tinggi tapi menang jadi kami tak pernah takut dengan petahana yang elektabilitasnya tinggi."
(yul)