Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar tujuh ribu orang yang tergabung dalam massa gabungan Gerakan Bela Negara dan Forum Umat Islam diklaim akan menyampaikan hasil rekomendasi Simposium Nasional 'Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia' ke Presiden Joko Widodo, Jumat (3/6) siang.
Penyerahan rekomendasi tersebut akan diawali aksi jalan kaki dari Masjid Istiqlal dan unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Dua lokasi yang berada di Jakarta Pusat itu berjarak kurang lebih dua kilometer.
"Kami akan menggelar aksi secara tertib dan damai. Ada sembilan poin rekomendasi yang akan kami sampaikan," ucap Panglima Besar Laskar Pembela Islam, Maman Suryadi.
Maman menuturkan, perwakilan Istana akan menerima dan beraudiensi dengan FPI serta sejumlah lembaga yang menyokong simposium Pancasila.
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, kepolisian telah menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) terkait aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, kami sudah terbitkan STTP untuk aksi penyampaian pendapat tersebut," ujarnya.
Awi berkata, Polda Metro Jaya akan menurunkan 1.605 personel untuk mengawal massa aksi tersebut. Selain itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, kepolisian juga sudah menyiagakan kendaraan antihuru-hara.
"Kami melakukan pengamanan sesuai prosedur, ada 30 motor, patroli kota ada sembilan mobil, barrier, water cannon enam unit, dan barakuda enam unit," ucap dia.
Aksi unjuk rasa ini merupakan tindak lanjut dari acara Simposium Nasional "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" di Balai Kartini, Jakarta, dari tanggal 1 hingga 2 Juni kemarin.
Dua dari sembilan rekomendasi yang akan diajukan FPI kepada pemerintah adalah peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman kelompok anti-Pancasila dan penghentian pengungkapan peristiwa masa lalu yang berpotensi memecah persatuan bangsa.
(abm)