Jakarta, CNN Indonesia -- Brigadir Polisi Kepala Saefudin terpaksa harus kehilangan satu ginjal akibat tembakan yang menembuskan peluru ke dalam perutnya. Peluru yang bersarang di ginjal Saefudin dilesakkan oleh pelaku begal dalam baku tembak di Jl Bakti, Cipondoh, Kota Tangerang, kemarin sore.
Peristiwa bermula ketika Bripka Saefudin dan rekannya, Ajun Inspektur Dua Syaiful Gofur memergoki dua pelaku begal yang melakukan pencurian motor di Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Mengetahui aksi mereka dipergoki dua anggota polisi tersebut, kedua pelaku lantas melarikan diri dengan membawa kabur motor jarahan dan kedua anggota pun mengejar. Sesampainya di bilangan Cipondoh, baku tembak tak terelakkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pelaku begal di tengah aksi pengejaran mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan. Tembakan pertama mengenai tangan kiri Aipda Gofur.
"Selanjutnya dibalas tembakan, dan pelaku menembak lagi mengenai Bripka Saefudin," ujar Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Eko Hadi Santoso seperti diberitakan
detikcom.
Tembakan yang bersarang di perut Saefudin membuatnya berada dalam kondisi kritis. Namun, tembakan balasan tetap dilesakkan untuk membalas tembakan para pelaku begal.
Dalam keadaan luka tembak di tangan kiri, Aipda Gofur berhasil membalas tembakan sampai akhirnya dua pelaku berhasil dilumpuhkan hingga meregang nyawa.
"Kemudian dibalas sama anggota sampai pelakunya tewas di tempat," kata Eko.
Sepucuk senjata api rakitan jenis revolver disita dari kedua pelaku yang tewas ditembak di tempat. Selain itu petugas juga mengamankan sejumlah peluru dan selongsong peluru sebagai barang bukti.
Bripka Saefudin yang tersungkur dalam kondisi kritis kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Omni Alamsutera, BSD Serpong. Kondisinya sempat drop akibat pendarahan.
Dalam perawatan, Saefudin membutuhkan transfudi darah golongan B untuk keperluan operasi. Rekan-rekannya di kepolisian pun kemudian berbondong-bondong mendonorkan darah.
Dalam operasi yang berlangsung sejak kemarin malam itu akhirnya diputuskan bahwa salah satu ginjal milik anggota Resmob Unit Reskrim Polsek Pesanggrahan itu harus diangkat.
"Informasi dari dokter, peluru bersarang dan mengenai ginjalnya sehingga ginjalnya satu harus diangkat," ujar Kapolsek Pesanggrahan Kompol Afroni Sugiarto kepada
detikcom.
(gil)