Menkes Sebut Vaksin Palsu Tidak Membahayakan

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 14:07 WIB
Menteri Nila menduga vaksin palsu hanya berupa cairan infus sehingga vaksinasi hanya sampai di bawah permukaan kulit.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyebut keberadaan vaksin palsu tidak membahayakan. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meyakini keberadaan vaksin palsu yang belakangan terungkap peredarannya memiliki dampak yang tidak terlalu membahayakan. Menurut Nila, vaksin palsu tersebut tidak akan menyebabkan kematian lantaran dosis diberikan dalam jumlah kecil.

"Enggak, enggak sampai (meninggal). Karena gini, suntikan dari imunisasi itu hanya setengah sampai satu cc (sentimeter kubik)," kata Nila, di Nusa Dua, Bali, Senin (27/6).

Nila menduga vaksin palsu itu hanyalah cairan infus. Sehingga ketika vaksinasi dilakukan, cairan yang meresap hanya berada di bawah kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nila mengatakan balita yang mendapatkan vaksin palsu tidak memiliki kekebalan tubuh, sehingga perlu dilakukan vaksin ulang agar memiliki kekebalan tubuh.

Kementerian Kesehatan menargetkan vaksinasi ulang diberikan kepada anak-anak dengan rentang usia hingga umur 10 tahun. Rentang usia anak itu menjadi ambang batas yang diterapkan karena pembuatan vaksin palsu diketahui sudah ada sejak 2013.

Nila juga memastikan pihaknya akan mencari tahu para pembuat vaksin palsu itu menyebarkan vaksinnya secara terus menerus atau berkala.

Kementerian Kesehatan, kata Nila, akan bekerja sama dengan Bareskrim Polri yang mengungkap pembuatan vaksin palsu.  Dia ingin mengetahui sejauh mana pelaku membuat vaksin tersebut. Termasuk pendistribusian dan siapa yang terkena vaksin palsu.

"Karena kami ingin mengetahui isinya apa dulu nih, sterilitas pasti sudah sangat meragukan," ujar Nila.

Kasus vaksin palsu kini tengah diungkap kepolisian. Total sudah ada 15 orang menjadi tersangka dengan peran yang berebeda-beda dari mulai pengedar hingga pembuat. Vaksin palsu diduga telah beredar di lima provinsi, termasuk DKI Jakarta.

Di Jakarta, ditengarai ada empat rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu ini dan dua apotek yang menjualnya.

(gil)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER