Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan tengah mempersiapkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang ketahanan kesehatan global. Keppres ini tak hanya melibatkan Kementerian Kesehatan tetapi juga berkoordinasi dengan dua kementerian lainnya yakni Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Kementerian Pertahanan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Siswanto mengatakan, saat ini masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama.
"Bukan mencakup cuma kesehatan tapi bencana alam, imbasnya ke travel, tourism, dan ekonomi," kata Siswanto kepada wartawan di sela-sela pertemuan internasional yang bertajuk
Advancing Global Health Security: from Commitment to Actions, di Nusa Dua, Bali, Senin (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keppres mengenai Ketahanan Kesehatan global ini merupakan turunan dari inisiatif
Global Health Security Agenda (GHSA) yang bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan merespons cepat berbagai ancaman penyakit infeksi di tingkat global.
Nantinya, Keppres ini akan berisi rumusan kebijakan yang terdiri dari 11 paket aksi dalam tiga pendekatan yakni pencegahan, deteksi, dan respons. Pada pendekatan pencegahan terdiri dari resitensi anti mikroba, penyakit zoonosis (bersumber dari hewan), biosafety dan biosecurity, serta imunisasi.
Sementara, dalam deteksi mencakup sistem laboratorium nasional, pengawasan langsung, pelaporan, dan pengembangan tenaga kerja. Adapun pada bagian respon meliputi pusat operasi darurat, menghubungkan kesehatan masyarakat dengan hukum dan respon cepat multisektoral, dan penanggulangan dan penyebaran tenaga medis.
Indonesia saat ini merupakan Ketua Troika GHSA 2016. GHSA yang diluncurkan pada Februari 2014 merupakan respons meningkatnya kerentanan masyarakat global terhadap munculnya berbagai jenis penyakit baru dan pandemi (wabah penyakit).
Penyakit-penyakit ini muncul lantaran dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas barang, jasa, manusia dan hewan lintas negara, dan industri yang tidak ramah lingkungan.
Indonesia juga menjadi pemimpin negara untuk pencegahan penyakit zoonosis dan menjadi negara yang berpartisipasi untuk paket aksi resisntensi antimikroba, pengawasan lanngsung dan menghubungkan kesehatan masyarakat dengan hukum dan respon cepat multisektoral.
GHSA dan WHO mengembangkan Joint External Evaluation merupakan proses evaluasi oleh pihak lain dalam membantu negara-negara mengidentifikasi kesenjangan dan menetapkan prioritas dalam upaya kesiapsiagaan.
(sur)