Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku pernah ditawari uang sebelum pembelian lahan di Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Tawaran itu disampaikan oleh anak buahnya sendiri November lalu yang merupakan salah seorang kepala bidang di Dinas Perumahan dan Gedung.
Menurutnya, Kepala bidang tersebut memberitahu kepada Kepala Dinas Perumahan Ika Lestari Adji. Ika kemudian melaporkan hal tersebut kepada Gubernur yang biasa disapa Ahok.
"Kata kepala bidangnya ada duit besar," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlahnya diketahui Ahok sebesar Rp9,6 miliar. Uang tersebut diduga untuk memperlancar jual beli lahan milik seorang warga Bandung Toeti Noezlar Soekarno di Cengkareng. Dinas Perumahan hendak membangun rumah susun di tanah tersebut. Lahan itu dibeli dengan total harga Rp668 miliar.
Ahok menduga, ada yang menilai dirinya tengah butuh uang sehingga ada tawaran duit Rp9,6 miliar itu. Ahok mengaku tak habis pikir dengan tawaran duit itu padanya.
Ia menambahkan, sejak saat itu dia langsung berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Badan Reserse Kriminal Polri. Ahok menyebut uang gratifikasi itu sudah diserahkan ke KPK pada awal Januari lalu oleh Dinas Perumahan dan Gedung atas perintahnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Ika Lestari Adji menyebut kepala bidang yang menawari uang itu berinisial SK. Saat ini SK sudah diturunkan jabatannya karena memiliki kinerja yang tidak baik.
Ahok menduga SK tersebut memang orang yang mengatur keuangan pembelian lahan di Cengkareng dan kemungkinan berniat untuk membagikan uang tersebut ke pihak lain.
Belakangan diketahui berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan 2015 yang dikeluarkan Badan Periksa Keuangan RI lahan tersebut merupakan aset Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ke tahanan Pangan. Itu artinya Pemerintah Provinsi DKI membeli lahan milikinya sendiri.
(sur)