Pelaku Bom Solo Yakin Akan Pahala Perbuatannya

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jul 2016 12:54 WIB
keyakinan tersebut telah menjadi doktrin dan penyebab pelaku berani untuk melakukan aksinya pada hari terakhir bulan Ramadan, Selasa (5/7) pagi.
Olah TKP serangan bom di Mapolresta Solo yang terjadi di hari terakhir bulan Ramadhan, Selasa (5/7) (Detikcom/Muchus Budi R)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah, disebut yakin akan mendapat pahala jika melakukan perang di Bulan suci umat Islam, Ramadan.

Menurut pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib, keyakinan tersebut menjadi sebab pelaku berani untuk melakukan aksinya pada hari terakhir bulan Ramadan, Selasa (5/7) pagi. Ridlwan juga percaya pelaku bom bunuh diri di Solo merupakan anggota jaringan teroris Surakarta yang memiliki hubungan dengan ISIS dan kelompok Santoso di Poso

"ISIS mengumumkan jihad di bulan Ramadan, itu Islam versinya ISIS. Justru berpahala (jika mereka melakukan pengeboman saat Ramadan). Kelompok ini menganggap bulan Ramadan bulan jihad. Tapi jihadnya mereka salah kaprah," kata Ridlwan saat dihubungi CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridlwan melihat pola bom bunuh diri di Mapolresta Solo serupa dengan kejadian di Mapolresta Poso, 2013 lalu. Kala itu, pembom bernama Zainul Arifin juga melakukan aksinya dengan cara memaksa masuk ke Polres Poso.

Zainul akhirnya berhasil dihadang aparat kepolisian saat itu. Namun, ia tetap meledakkan dirinya walau gagal masuk ke kawasan dalam Mapolresta Poso.

Dari kemiripan pola tersebut, Ridlwan yakin pelaku bom Solo berasal dari kelompok yang dekat dengan Santoso dan ISIS.

"Serangan ini mirip tahun 2013. Terjadi di Mapolresta Poso dan juga berhasil digagalkan. Pelakunya saat ini dari Solo dan sisa jaringan teroris di Pasar Kliwon," katanya.

Serangan Kecil

Pelaku bom bunuh diri di Solo juga disebut tak bisa membawa peledak berkekuatan besar. Menurut Ridlwan, kelompok teroris Solo dan Santoso memang tak memiliki kemampuan untuk melakukan serangan besar.

"Mereka tidak mempunyai kemampuan melakukan serangan besar, karena itu bahannya apa.adanya. Polisi sebagai sasaran balas dendam. Ini qishash, darah balas darah, nyawa balas nyawa," ujarnya.

Ledakan di Mapolresta Surakarta pagi tadi menewaskan seorang terduga pelaku dan membuat seorang polisi menderita luka-luka.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar memberikan kronologi ledakan tersebut. Ia berkata, ledakan terjadi kala upacara pagi sedang dilaksanakan para anggota kepolisian di Mapolresta Surakarta.

Di tengah upacara, ada seseorang yang memaksa masuk ke komplek Mapolresta menggunakan sepeda motor.

"Sedang menggelar apel pagi, lalu ada seorang yang masuk menggunakan motor dengan memaksakan diri menerobos lalu yang bersangkutan meledakkan diri," kata Boy. (pit/pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER