Anggaran Habis, Pengurus Masjid Istiqlal Belum Terima THR

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jul 2016 08:45 WIB
Pengelola Masjid Istiqlal kehabisan anggaran karena pengeluaran yang membengkak untuk penyediaan makanan berbuka puasa. THR pun urung dibagikan.
Pengelola Masjid Istiqlal kehabisan anggaran karena pengeluaran yang membengkak untuk penyediaan makanan berbuka puasa. THR pun urung dibagikan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga ratus pengurus Masjid Istiqlal belum dapatkan Tunjangan Hari Raya dari pengelola masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Pembengkakan pengeluaran untuk penyediaan makanan berbuka puasa selama ramadan merupakan pangkal persoalan.

Kepala Bagian Protokol dan Pelayanan Masyarakat Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam, mengatakan pengeluaran uang untuk takjil meningkat seiring melonjaknya jumlah umat yang datang ke masjid itu selama bulan puasa.

Abu berkata, lembaganya menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa bagi empat ribu umat setiap hari. Jumlah itu, kata dia, meningkat sekitar seribu umat dibandingkan ramadan tahun 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Puasa tahun ini kami kewalahan, makanya hari terakhir kami juga tidak membagikan takjil karena sudah tidak punya dana," ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (5/7) malam.

Penyediaan takjil di Masjid Istiqlal selama ramadan tahun 2016 disebut Abu mencapai Rp75 juta per hari. Pengeluaran itu besar karena pengelola masjid mengganti menu berbuka dengan memesan paket nasi padang dari Rumah Makan Sederhana.

Abu mengatakan, untuk menutup biaya pengeluaran tersebut, institusinya mendapatkan donor dari Kedutaan Besar Arab Saudi, Bank Indonesia dan sejumlah perusahaan privat.

Penghematan
Abu berucap, Kementerian Agama belum menyalurkan alokasi anggaran untuk Masjid Istiqlal sebesar Rp6 miliar. Awalnya, anggaran itu berjumlah Rp15 miliar, namun terpotong seiring penerbitan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016.

Inpres tersebut mengatur tentang penghematan dan pemotongan anggaran belanja kementerian dan lembaga negara.

Menurut Abu, alokasi anggaran yang disediakan Kemenag tidak akan mampu menutup seluruh biaya pengeluaran Masjid Istiqlal. Ia berkata, tagihan listrik dan air selama tiga bulan dapat mencapai Rp1 miliar.

"Dana sebesar itu tidak cukup. Yang masuk ke Masjid ini banyak, yang mandi pun banyak di dalam Masjid. Ketika ada kegiatan demo di Istana Negara, banyak orang yang setelahnya datang untuk sekedar mandi di sini," tuturnya. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER