Jakarta, CNN Indonesia -- Menanggapi pemberitaan tentang adanya belasan korban meninggal di saat kemacetan di Brebes, berdasarkan laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan Daerah, Kementerian Kesehatan mengklarifikasi bahwa kejadian tersebut terjadi dalam 3 hari sejak tanggal 3 hingga 5 Juli, di berbagai tempat, dengan berbagai faktor risiko.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Achmad Yurianto menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab adanya korban yang meninggal. Kelelahan dan kekurangan cairan jadi faktor lain yang berdampak fatal saat mengarungi kemacetan.
"Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, pemudik dng penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung dapat meningkatkan risiko," kata Achmad dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (7/7)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian pendingin udara yang menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2," ungkap Achmad.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis ada 12 korban tewas akibat terdampak kemacetan. Salah satunya adalah bayi berusia 1,4 tahun bernama Azizah asal Kutoarjo yang meninggal dengan penyebab apnoea causa CO2 toxic atau terpapar CO2 karena terjebak dalam mobil di tengah kemacetan lebih dari enam jam.
Imbauan KemenkesKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengingatkan kepada masyarakat yang menjalani perjalanan jauh saat Idul Fitri, baik mudik atau saat kembali nanti untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan khususnya dalam perjalanan.
"Untuk itu bagi pemudik harus benar-benar disiapkan kesehatannya," kata Oscar.
Saat ini Kemenkes telah menyiagakan 3.583 sarana kesehatan. Terdiri dari 870 Posko Kesehatan, 2.000 Puskesmas, 371 RS, dan 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Bila lelah, mengantuk, atau merasa kurang prima, para sopir atau pemudik bisa manfaatkan fasilitas ini. Setelah segar, perjalanan dapat dilanjutkan," imbau Oscar.
Oscar menyampaikan keprihatinnya atas adanya korban anggota masyarakat baik karena kecelakaan lalu lintas, sakit saat dalam perjalanan, atau sebab lainnya. Agar kejadian serupa tidak terulang, Oscar meminta masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan.
"Masyarakat silahkan hubungi untuk mendapatkan pertolongan. Kalaupun ambulan belum tiba, operator akan memandu tindakan emergensi apa yang dapat dilakukan keluarga, kerabat atau pemudik yang sakit. Dengan demikian kejadian yang tidak diharapkan dapat diminimalisir," tambah Oscar.
(pit)