Jakarta, CNN Indonesia -- Kemacetan panjang di keluar tol Brebes Timur masih menimbulkan masalah. Direktorat Jenderal Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto Iskandar enyatakan kemacetan parah yang terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur atau yang dikenal Brexit, disebabkan kurang siapnya infrastruktur jalan tol.
Ketika dihubungi CNNIndonesia.com, dia menjelaskan bahwa dalam kasus kemacetan di Brexit, masalah utama terletak pada ketidaksiapan infrastruktur dalam menampung kendaraan yang membludak. Hal itu juga membuat kemacetan sulit diurai.
“Untuk masalah di Brebes, hal itu karena jalanan yang ada tidak siap menampung kendaraan yang masuk. Perhitungan dengan rekayasa lalu-lintas jadi tidak sesuai,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun perusahaan pengelola tol Brebes timur Waskita Karya mengungkapkan kemacetan bisa terjadi bukan karena masalah di jalan tol. Dia mengungkapkan bahwa tak ada masalah di jalan tol, termasuk soal masalah pembayaran di gerbang tol. Menurutnya, titik macet berada di jalur arteri.
“Macet terjadi karena keluar arteri sendiri sudah macet,” kata Dirut Waskita Karya M.Choliq, dikutip dari detikcom, Rabu (6/7).
Ditambahkan dia, pintu keluar tol Brebes sebenarnya bukanlah pintu keluar utama, melainkan salah satu pintu keluar menuju ke kota. “Kalau tol disebut bikin macet, tutup saja tolnya.”
Kemacetan ini diungkapkannya terjadi karena adanya pertemuan ruas arteri yang merupakan jalan nasional. Ruas jalan tersebut dianggap tak kuat menampung volume kendaraan yang besar saat mudik.
“Yang enggak mampu (menampung kendaraan) itu jalan arteri karena (jalannya) kecil,” ucapnya.
Kemacetan panjang di pintu keluar Brebes ini disebut juga karena tak adanya area istirahat yang membuat pemudik sulit mencari BBM dan istirahat. Menanggapi hal ini, ketiadaan rest area ini dianggap wajar karena pintu keluar ini bukanlah jalur keluar utama.
Kemacetan diklaim akan mudah terurai jika tol menuju Semarang sudah selesai dibangun.
(chs)