Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Forum Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda, Bekasi, Jawa Barat, Teja Yulianto menyatakan, RS tersebut tidak bertanggung jawab terhadap para korban vaksin palsu. Dalam pertemuan antara pihak RS dengan keluarga korban vaksin palsu yang berlangsung Jumat kemarin (15/7), RS hanya menghadirkan seorang kasir dan pengrus administrasi.
"Tidak ada managemen yang hadir. Tidak ada tanggung jawab sama sekali dan tidak berperikemanusiaan," kata Teja di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/7).
Pihak RS, kata Teja, tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Forum Korban seperti kandungan yang terdapat dalam vaksin palsu dan dampak bagi korban penerima vaksin palsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teja menilai RSIA Sayang Bunda tidak jujur dalam memberi informasi kepada para korban. Sebab awalnya RSIA merilis 10 daftar vaksin palsu dan kemudian meralatnya menjadi tujuh.
Teja meminta agar pemerintah dapat menangani korban vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda. Berdasarkan data yang dihimpunnya, sudah terdapat 78 anak di RSIA yang menerima vaksin palsu.
Data itu sudah diserahkan ke Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Agung Setya hari ini.
Teja adalah salah satu orang tua korban vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda. Dia sudah menjadi pelanggan sejak 2014 untuk mengimunisasi anaknya yang saat ini berusia 2 tahun. Teja mengaku sudah memvaksin anaknya sebanyak delapan kali.
Dia masih mempertanyakan daftar vaksin tersebut kepada pihak rumah sakit, namun tak kunjung mendapat respons.
Teja mengaku khawatir semua vaksin yang diberikan kepada anaknya adalah palsu lantaran kekebalan tubuh yang dimiliki anaknya. Menurut Teja, dia akan memeriksa secara menyeluruh kondisi anaknya melalui
medical check up di rumah sakit lain.
"Dalam keadaan baik, tapi memang batuk atau pilek agak lama sembuhnya. Tapi ada bayi lain yang sering sakit-sakitan, sering kejang-kejang," tutur Teja.
Setelah dilakukan vaksin, lanjut Teja, beberapa anak yang diduga menjadi korban vaksin palsu muncul bengkak merah menyerupai bisul di bagian tubuhnya.
Diketahui RSIA Sayang Bunda merupakan salah satu Rspengguna vaksin palsu dari 14 RS yang diungkap oleh Kementerian Kesehatan.
(rdk)