Ryamizard Sebut Filipina Segera Bebaskan Sandera Abu Sayyaf

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2016 07:25 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Pemerintah Filipina akan secepatnya membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (tengah) mengatakan Pemerintah Filipina akan secepatnya membebaskan Warga Negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Pemerintah Filipina tidak memberikan batas waktu secara pasti dalam upaya pembebasan warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

Menurut Ryamizard, Pemerintah Filipina hanya menyatakan secepatnya membebaskan sandera WNI.

"Memang biasanya mereka memberi tenggat waktu, tapi kan diundur-undur. Saya koordinasi dengan Filipina, katanya secepatnya," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga kini, Pemerintah Indonesia masih menunggu upaya pembebasan WNI oleh tentara Filipina. Ryamizard mengatakan, sebanyak 10 ribu pasukan militer Filipina telah dikerahkan untuk menyerang kelompok Abu Sayyaf.

"Kita tunggu saja. Ada juga intelijen kita di situ menyamakan informasi dari Kementerian Pertahanan Filipina," katanya.
Dalam upaya pembebasan para sandera, Ryamizard menyebut ada tiga cara yang bisa dilakukan yaitu melalui diplomasi, negosiasi, dan operasi militer. Cara yang terakhir bisa saja dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan melibatkan TNI dan persetujuan Pemerintah Filipina. Namun langkah itu berisiko tinggi.

"Keselamatan harus diutamakan. Perang itu gampang, menyelamatkan orang itu yang sulit," katanya.

Penyanderaan terhadap WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina telah berulang kali terjadi. Hingga saat ini, sepuluh WNI masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

Pada Sabtu (9/7) malam lalu, tiga anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia diculik di perairan Sabah, Malaysia. Ini insiden penculikan empat yang terjadi dalam tiga bulan terakhir.

Sementara, pada 20 Juni lalu, tujuh WNI itu disandera dari kapal pembawa batu bara, tugboat Charles 001 dan tongkang Robby 152, milik PT. Rusianto Bersaudara. Mereka tengah mengangkut batu bara dari Tagoloan Cagayan, Mindanao, menuju Samarinda, Kalimantan Timur. Penculikan tujuh WNI itu terjadi pada hari yang sama.

Dalam operasi penyelamatan tujuh sandera WNI, Pemerintah Indonesia dan Filipina telah menyepakati beberapa hal. Dalam hal pertukaran intelijen, kedua negara sepakat untuk membentuk kerangka kerjasama intelijen. Selain itu, koordinasi pembentukan jaring komunikasi intelijen antar negara juga telah disepakati.

Dalam hal kerjasama operasi, ada empat hal yang telah disepakati dua negara itu. Pertama, mengeluarkan perintah operasi gabungan Indonesia-Filipina dengan komando pengendalian dari kedua pimpinan angkatan bersenjata.

Kedua, pelibatan satuan operasional atau taktis satuan angkatan laut kedua negara. Ketiga, operasi pengejaran terkoordinasi dalam batas-batas negara. Keempat, pembentukan mekanisme dan strategi untuk menangani potensi ancaman insurgensi di laut Sulu.

Sementara kesepakatan lain, yaitu kedua negara bersepakat terkait upaya negosiasi dengan mengirimkan tim negosiator gabungan Indonesia-Filipina. (rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER