Jakarta, CNN Indonesia -- Gloria Natapraja Hamel, anggota Pasukan Paskibraka, yang batal dikukuhkan Presiden menyatakan dirinya adalah warga negara Indonesia dan tak memilih Perancis sebagai kewarganegaraannya.
Hal itu disampaikannya melalui surat pernyataannya yang ditandatanganinya sendiri di atas materai dan disetujui oleh ibunya, Ira Natapradja. Surat itu ditulis di Cibubur pada 13 Agustus 2016.
Gloria sedianya dikukuhkan Presiden Jokowi untuk anggota Paskibraka di Istana Negara, namun batal karena persoalan kewarganegaraan. Kepala Staf Garnisun Tetap I Jakarta Brighen Yoshua Pandit Sembiring menyatakan Gloria punya paspor Perancis, sehingga pengukuhannya batal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya tidak pernah memilih kewarganegaraan Perancis, karena darah dan nafas saya untuk Indonesia tercinta,” kata Gloria dalam suratnya yang dikutip CNNIndonesia.com, Senin (15/8).
Dia menuturkan dirinya sejak lahir sampai saat ini berada di Indoesia, dan mengikuti pendidikan TK, SMP dan SMA di Indonesia. Dalam surat itu Gloria menyampaikan dirinya adalah warga negara Indonesia dan tetap memilih kewarganegaraan tersebut.
Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengatakan status Gloria tetap warga negara Indonesia. Hal itu, sambungnya, sesuai dengan Pasal 4 Undang Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
“Meskipun Gloria memiliki paspor Perancis, Gloria tetap dianggap sebagai WNI karena usianya belum 18 tahun dan belum menikah,” kata Masinton dalam cuitannya pada hari ini.
Dia menuturkan Gloria menyatakan dirinya sudah memilih Indonesia sebagai kewarganegaraannya. Namun, papar Masinton, justru negara melemahkannya.
Prestasi yang MembanggakanSementara itu Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan Menpora Imam Nahrawi masih berupaya untuk membantu perizinan Gloria untuk mengikuti upacara di Istana pada 17 Agustus.
"Status hukum memang bukan ranah kami. Tapi, Pak Menteri masih berusaha membantu Gloria agar tetap tergabung dalam anggota Paskibraka. Meski tetap tidak boleh, setidaknya bisa ikut upacara di Istana," kata Gatot ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (15/8).
Menpora, lanjut Gatot, sebenarnya sudah mengetahui status Gloria sejak sepekan lalu. Namun, pihaknya tak menduga bahwa status kewarganegaraan Gloria akan menjadi masalah karena sebelumnya sudah lolos kualifikasi.
Meski demikian, pihak Menpora mengaku sudah merancang tugas yang tak kalah penting bagi bocah keturunan Perancis tersebut.
"Gloria punya semangat dan prestasi yang membanggakan. Menpora sudah menyiapkan tugas yang tak kalah penting nanti untuknya. Kami belum tahu di bidang apa, yang pasti akan dilibatkan di kegiatan kepemudaan Kemenpora," ujar Gatot.
(asa)